Waspada! Begini Cara Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat Menyadap Indonesia!
“Every single day, every word you say, every game you play, every night you stay, every breath you take, every move you make, every step you take….. I’ll be watching you!”
Tahukah anda? Mungkin sebagian telah tahu, bahwa komunikasi Indonesia selama ini disadap Singapore Telecom (SingTel), sebuah operator telekomunikasi milik pemerintah Singapura.
Singtel yang memiliki 35 persen saham di Telkomsel ini disebut oleh Edward Snowden, mantan karyawan intelijen NSA dari AS yang menjadi whistleblower, memfasilitasi akses bagi badan-badan intelijen yang mencakup telepon dan lalu lintas internet, demikian informasi yang disampaikan Sydney Morning Herald (SMH), pada Jumat (22/11/2013) lalu.
Media Australia itu menyebutkan, apa yang dilakukan SingTel adalah bagian dari kemitraan antara badan-badan intelijen negara, yang kemudian meluas ke rekan-rekannya Inggris dan Amerika.
Bagian dari kemitraan antar badan-badan intelijen negara tersebut adalah untuk memanfaatkan kabel serat optik bawah laut SEA-ME-WE yang menghubungkan Asia, Timur Tengah dan Eropa.
Kabel optik SEA-ME-WE-3 merupakan kabel serat optik telekomunikasi bawah laut yang selesai pada tahun 2000 lalu, dengan panjang 39.000 km.
Menurut SMH yang dikutip juga dari IndoICT, berdasarkan data dari intelijen Australia didapat informasi bahwa Singapura bekerja sama dalam mengakses dan berbagi komunikasi yang dibawa oleh kabel SEA-ME-WE-3. Badan Nasional Australia juga mengakses lalu lintas kabel SEA-ME-WE-3 yang mendarat di Perth.
“Dengan kabel yang melintasi Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Barat, maka hampir semua negara yang dilintasi dalam posisi tidak aman.”
Pasalnya, selain Singapura dan Australia, Inggris dan Amerika pun mendapat informasi penting dari hasil penyadapan. Praktik ini disebut-sebut sudah berjalan selama lebih dari 15 tahun.
Program penyadapan yang dilakukan untuk memanen data dari email, pesan instan (instant messaging), telephone password dan sebagainya, yang dilakukan dari lalu lintas data melalui kabel serat optik bawah laut diketahui berkode sandi TEMPORA.
Tempora merupakan program intersepsi yang dimotori Inggris melalui Government Communications Headquarters (GCHQ). Sistem ini digunakan sebagai buffer sebagian besar komunikasi internet yang diambil dari kabel serat optik, sehingga dapat diproses dan dicari sumbernya, bahkan dilain waktu. Sistim ini telah diuji sejak 2008 dan mulai beroperasi pada musim gugur 2011.
Tempora menggunakan penyadapan pada kabel serat optik sebagai pembentuk tulang punggung dari internet untuk mendapatkan akses ke sejumlah besar data pribadi pengguna tanpa kecurigaan dari individu atau korban yang diincarnya.
Penyadapan Tempora ditempatkan di Inggris dan di sejumlah negara dengan sepengetahuan perusahaan pemilik, baik itu perusahaan pemilik kabel atau perusahaan di stasiun pendaratan.
Selain itu, kabar mengejutkan mengenai penyadapan yang terjadi di Indonesia juga disampaikan harian The Australian. Media ini menuliskan bahwa pemerintah Australia juga menyadap satelit Palapa milik Indonesia.
Pihak yang diduga menyadap adalah Australian Signals Directorate (ASD), salah satu direktorat di Kementerian Pertahanan Australia yang bertanggung jawab atas signals intelligence (SIGNIT).
Informasi mengenai penyadapan satelit ini diungkap Professor Desmond Ball, seorang professor dari Australian National University’s Strategic and Defence Studies Centre. Dalam artikel itu, Satelit Palapa disebut-sebut sebagai sasaran kunci penyadapan yang dilakukan Australia.
Sebelum mencuat soal penyadapan satelit Palapa, surat kabar Australia Sidney Morning Herald pada 29 Oktober 2013 juga mengabarkan adanya penyadapan yang dilakukan pemerintah AS terhadap pemerintah Indonesia. Bahkan bukan hanya Jakarta, AS juga disebut-sebut menyadap semua negara di Asia Tenggara lainnya.
Selandia Baru juga ikut memata-matai Indonesia
Sedangkan sebuah dokumen yang dibocorkan kembali oleh mantan kontraktor Otoritas Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden yang dirilis pada Kamis (5/3/2015) lalu, mengungkapkan bahwa Selandia Baru juga ikut memata-matai Indonesia dan sejumlah pulau yang berada di sepanjang Samudera Pasifik secara elektronik, sejak pada tahun 2009 silam.
Menurut laporan yang dikutip dari Reuters, informasi yang didapatkan Selandia baru kemudian akan dibagikan dengan intelijen dari negara sekutu internasional lainnya.
Dokumen yang bersifat rahasia itu menyebutkan bahwa badan intelijen elektronik Selandia Baru meretas email, saluran telepon seluler dan telepon rumah, serta pesan di media sosial dan komunikasi elektronik lainnya.
Tak hanya Indonesia yang dimata-matai, sejumlah pulau di sekitar Selandia Baru, seperti Fiji, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Polinesia ikut menjadi korban peretasan tersebut.
Dokumen rahasia ini dikumpulkan oleh Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah (GCSB) bersama dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA), dan lembaga intel lainnya di negara yang terkenal dengan sebutan “Five Eyes” atau “Lima Mata”, yaitu Selandia Baru, termasuk Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.
Mereka menyusup ke beberapa target dari negara-negara Pasifik Selatan dan target lain dan meretas segalanya, ujar penulis investigasi asal Selandia Baru, Nicky Hager, kepada New Zealand Radio yang dikutip dari Reuters, pada Kamis (5/3/2015) lalu.
Mereka melakukan peretasan dan mengirimkan informasinya ke database Badan Keamanan Nasional AS. Menurut Hager, Australia membobol jaringan operator seluler PT Indosat, sedangkan Selandia Baru kebagian tugas mencuri data dari PT Telkomsel.
Nicky Hager, yang bekerja sama dengan media setempat, New Zealand Herald, dan situs Intercept yang mengungkap dokumen ini, menyatakan akan ada pengungkapan lebih lanjut.
Dokumen rahasia ini juga mengungkapkan bahwa seorang perwira GCSB Selandia Baru telah melakukan kerjasama dengan Australian Signal Directorate untuk memata-matai perusahaan ponsel Indonesia.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia pada masa itu, John Key, menolak untuk mengomentari tentang bocoran dokumen rahasia ini, namun menyatakan pada sehari sebelumnya, Rabu (4/3/2015), bahwa dia berharap dokumen ini salah. GCSB juga menolak untuk memberikan komentar.
Peran GSCB, yang memiliki fasilitas intelijen besar di negara bagian South Island, sempat menjadi masalah dalam pemilihan umum tahun lalu.
Pasalnya, dokumen yang dirilis oleh Snowden menyatakan GCSB berencana untuk melakukan pengawasan besar-besaran di dalam negeri. GCSB sendiri telah dilarang untuk memata-matai warga Selandia Baru, kecuali mendapat ijin dari pihak berwenang dan untuk mendukung kinerja lembaga lainnya.
Negara-negara di kawasan Pasifik Selatan memang pernah mengalami gejolak di dalam negerinya, seperti kudeta militer di Fiji, serta perselisihan bersenjata antar kelompok di Kepulauan Solomon. Sementara Perancis kerap mempertahankan pangkalan militer di Tahiti dan Kaledonia Baru. Tiongkok juga telah meningkatkan pengaruh dan pengembangan bantuan kepada pulau-pulau kecil tersebut.
Kabel Telekomunikasi Bawah Laut Serat Optik SEA-ME-WE 3
SEA-ME-WE 3 atau South-East Asia – Middle East – Western Europe 3, adalah kabel telekomunikasi bawah laut serat optik yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat, dan merupakan kabel terpanjang di dunia. Peletakan kabel ini selesai pada akhir tahun 2000 lalu.
Peletakan kabel dilakukan oleh France Telecom dan China Telecom atas permintaan Singtel, operator komunikasi milik Pemerintah Singapura. Konsorsium SEA-ME-WE 3 dibentuk oleh 92 investor lain dari industri telekomunikasi pada Maret 2000 lalu.
SEA-ME-WE 3 memiliki 39 titik pendaratan, yaitu di:
-
Norden, Jerman
- Oostende, Belgia
- Goonhilly, Britania Raya
- Penmarch, Perancis
- Sesimbra, Portugal
- Tetuan, Maroko
- Mazara del Vallo, Italia
- Chania, Yunani
- Marmaris, Turki
- Yeroskipou, Siprus
- Alexandria, Mesir
- Suez, Mesir
- Jeddah, Arab Saudi
- Djibouti, Djibouti
- Muscat, Oman
- Fujairah, Uni Emirat Arab
- Karachi, Pakistan
- Mumbai, India
- Cochin, India
- Mount Lavinia, Sri Lanka
- Pyapon, Myanmar
- Satun, Thailand
- Penang, Malaysia (tempat pertemuan dengan kabel SAFE dan FLAG)
- Medan, Indonesia
- Tuas, Singapura
- Jakarta, Indonesia
- Perth, Australia
- Mersing, Malaysia
- Tungku, Brunei
- Da Nang, Vietnam
- Batangas, Filipina
- Taipa, Makau
- Deep Water Bay, Hong Kong
- Shantou, Cina
- Fangshan, Taiwan
- Toucheng, Taiwan
- Shanghai, Cina
- Geoje, Korea Selatan
- Okinawa, Jepang
Untuk lebih jelasnya, lihat keterangan nomer-nomer diatas dengan peta dibawah ini, rute kabel berwarna merah, dan titik-titik pendaratan berupa nomer dengan warna hitam:
Panjang kabel ini mencapai 39,000 kilometres (24,000 mi) dan menggunakan teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM) dibantu transmisi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) demi meningkatkan kapasitas dan memperbaiki kualitas sinyal, khususnya pada sambungan jarak jauh. Kabel ini membentang dari Jerman Utara sampai Australia dan Jepang.
Menurut situs web pengurus jaringan sistem kabel, kapasitas sistem SEA-ME-WE 3 telah ditingkatkan beberapa kali. Sistem kabelnya sendiri terdiri dari dua pasang serat optik, setiap pasang mengangkut 48 panjang gelombang berkecepatan 10 Gigabit/detik menurut penghitungan pada Mei 2007 lalu.
Empat Sandi Operasi Penyadapan Asing kepada Indonesia
Operasi penyadapan dengan Indonesia sebagai korban rupanya sudah terjadi sejak lama. Operasi tersebut dilakukan dalam berbagai nama sandi operasi. Kabar mengejutkan mengenai penyadapan yang terjadi di Indonesia juga disampaikan harian The Australian.
Sebelum mencuat soal penyadapan satelit Palapa, surat kabar Australia Sydney Morning Herald pada 29 Oktober 2013 lalu juga mengabarkan adanya penyadapan yang dilakukan pemerintah AS terhadap pemerintah Indonesia.
Bahkan bukan hanya Jakarta, AS juga disebut-sebut menyadap semua negara di Asia Tenggara lainnya. Berikut ini sandi operasi penyadapan dengan Indonesia sebagai korban yang sudah dilakukan sejak lama, seperti dirangkum dari data pengamat telematika Roy Suryo:
1. Operation Echelon and Friendship (NSA 1990)
Echelon adalah nama sandi untuk menggambarkan kerja sama pengumpulan data informasi oleh lima negara yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat, disingkat AUSCANNZUKUS.
Echelon merupakan bentuk kerja sama mengumpulkan sinyal intelijen dengan menganalisis jaringan berbagai negara.
Echelon digambarkan sebagai satu-satunya sistem software atau piranti lunak yang mengontrol download atau pengunduhan serta penyebaran hasil penyadapan satelit komunikasi komersial.
Echelon juga digunakan untuk memonitor komunikasi militer serta diplomasi Uni Soviet dan Blok Timur pada era Perang Dingin tahun 1960-an.
Pada akhir abad ke-20, Echelon berfungsi lebih luas menjadi sistem penyadapan global untuk komunikasi komersial maupun partikelir.
Menurut sebuah laporan parlemen Eropa, Echelon bahkan mampu menyadap panggilan telepon, faksimile, e-mail dan data lainnya yang tersambung lewat transmisi satelit maupun PSTN (public switched telephone network) tempat lalu lintas internet.
Konsprasi tentang penyadapan yang menghebohkan dunia ini bahkan diangkat ke layar lebar pada tahun 2009 lalu, dengan mengambil judul yang sama: Echelon Conspiracy. (anda bisa melihat film-nya pada link video dibawah halaman ini).
2. Operation Jupiter and Larkswood (1999)
Kedua operasi ini sangat-sangat rahasia (over top secret). NBC pernah memberitakan bahwa stasiun penyadapan terbesar badan intelijen Australia DSD berada di Shoal Bay dekat Darwin.
Sepanjang 1999, ada kurang-lebih sebanyak 120-150 orang bekerja di sana mendengarkan traffic radio di Indonesia, merekam sinyal terenskripsi dan memonitoring percakapan telepon satelit.
Sistem ini memantau percakapan antara ABRI dengan milisi di Timor-Timur, antara ABRI dengan komando daerah di Dili, dan antara Dili dengan markas Kodam di Denpasar. Sambungan lain yang disadap adalah antara Dili dengan Jakarta.
Data lain dari Professor Desmond Ball dalam ‘The Defence Presence in the Northern Territory’, ada sistem penyadapan dengan sandi Larkswood.
Sistem ini menyadap komunikasi satelit, terutama yang menggunakan satelit Palapa. Dari semula hanya ada dua piringan antena, pada akhir 90-an sudah ada 11 antena untuk menyadap berbagai komunikasi satelit di Indonesia.
Aksi penyadapan ini dilakukan terhadap pejabat militer Indonesia yang lebih menggunakan telepon satelit dalam berkomunikasi dibandingkan dengan komunikasi radio.
3. Operation via Orion Spy Satellite (1999)
Orion Spy Satellite adalah operasi penyadapan komunikasi seluler Jakarta dan Dili. Penyadapan dilakukan lewat satelit mata-mata Orion, dengan orbit di atas wilayah Indonesia. NBC pernah memberitakan soal ini pada 12 September 1999.
Satelit Orion berposisi 22.300 mil di atas Indonesia. Secara teori, satelit ini bisa menyadap komunikasi walkie-talkie dari Timor Timur. Informasi bisa dikirim secara real time ke markas Australia di Pine Gap. Sambungan telepon dari Indonesia juga bisa disadap dan datanya dikirim ke Amerika Serikat.
Walaupun ada wahana antariksa AS yang bernama sama, Orion spacesraft, namun Orion yang dimaksud disini adalah nama satelit yang dikenal juga dengan julukan Mentor atau Advanced Orion. Ia adalah sebuah satelit AS dari kelas Satelit Mata-Mata (spy satellite), yang berfungsi mengumpulkan sinyal-sinyal intelijen (signals intelligence / SIGINT) dari luar angkasa.
Satelit ini dioperasikan oleh National Reconnaissance Office (NRO) dan dibangun oleh CIA. Sebanyak lima satelit jenis mata-mata ini telah diluncurkan dari Cape Canaveral oleh roket Titan IV dan Delta IV sejak tahun 1995.
Kelima satelit AS dari kelas mata-mata ini adalah: USA-110 atau Mentor-1 (diluncurkan 1995), USA-139 atau Mentor-2 (diluncurkan 1998), USA-171 atau Mentor-3 (diluncurkan 2003), USA-202 atau Mentor-4 (diluncurkan 2009) dan USA-223 atau Mentor-5 (diluncurkan 2010). Satelit-satelit geostationary itu selama 24 jam mengorbit Bumi untuk memata-matai negara-negara di dunia.
4. Magic Lantern (FBI)
Magic Lantern adalah teknologi mata-mata penyadapan pass-phrase program enkripsi publik seperti software Pgp via Implant, yaitu sejenis virus penyadap pada komputer sasaran.
Software jenis keystroke logging ini dikembangkan oleh Federal Bureau of Investigation (CIA) Amerika Serikat, dimana agen bisa membaca data yang dibutuhkan dengan menyusupkan virus.
Magic Lantern meng-instal software yang bernama keylogging ke komputer korban dan mampu merekam apa saja yang diketik korban melalui papan kunci atau di keyboard-nya. Dengan cara ini, informasi-informasi penting bisa didapat untuk dikirim ke FBI.
Sejauh ini belum ada laporan Magic Lantern menyadap komunikasi yang dilakukan dengan target di Indonesia. Namun setidaknya, Magic Lantern memberikan peringatan bahwa informasi sepenting apapun bisa disadap!
Magic Lantern dapat dilaporkan diinstal dari jarak jauh, melalui lampiran e-mail atau dengan memanfaatkan kerentanan sistem operasi umum, itu artinya program ini tidak seperti program keystroke logger sebelumnya digunakan oleh FBI.
Biasanya keberadaan software ini dianggap sebagai virus dan trojan. Perangkat lunak jenis keystroke logging ini pertama kali dilaporkan oleh Bob Sullivan dari MSNBC pada 20 November 2001 lalu, dan oleh Ted Bridis dari Associated Press.
Tidak diketahui bagaimana program tersebut bisa menyimpan data atau dapat berkomunikasi antara tekanan-tekanan pada papan kunci atau keyboard, dengan software itu yang dapat mencatat atau merekamnya.
(CNN Indonesia / Sydney Morning Herald / IndoICT / The Australian / Australia Sidney Morning Herald / Reuters / Intercept / New Zealand Herald / Merdeka / Wikipedia)
Video:
Echelon Conspiracy (2009) (duration 1h 45 mnts) | Download movie
Artikel Lainnya:
[VIDEO] Awas “Big Brother” Israel Sadap Telepon Anda
Wow!! Jutaan Data Pelanggan Telkomsel & Indosat Disadap NSA
AS, Inggris & Australia Sadap Presiden SBY
Wow! Para Ahli Keamanan Ungkap Beberapa “Spy Cyber” Tingkat Tinggi
Big Brother’s Watching You: Pengguna Internet Diawasi Intelijen
Punya Akun Facebook Sama Saja Bekerja untuk CIA Tanpa Dibayar!
Inilah Mereka, Hacker-Hacker Yang Paling Ditakuti Amerika!
Wow! NSA Dapat Sadap Seluruh Ponsel Dunia
Big Brother Indonesia? Provider Mulai Intai Pelanggan!
=>Artikel Mengenai Panyadapan Lainnya<=
Artikel ini juga di forward oleh forum viva.co.id
*****
Waspada! Begini Cara Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan AS Menyadap Indonesia!
((( IndoCropCircles.wordpress.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))
Hm, Artikel yang sangat detail dan juga sangat menarik untuk dibaca
indonesia ko diam aja
kita harus bangkit
Ya Saya termasuk orang kecil WNetIzenship indonesia yg knowing these & the TRUTH is in i6; indonesia intellegence islamic internazciOnAL (..,…)) (@_*}