[Alor Alien Sightings 1959] 6 Alien Terlihat di Pulau Alor dan Pantar, Baku Tembak Dengan Polisi Indonesia

[Aliens in Indonesia 1959] Enam Sosok Extraterrestrial Pernah Mendarat Di Pulau Alor dan Pulau Pantar, NTT, Indonesia

Pada bulan Juli tahun 1959, penduduk pulau Alor sempat digemparkan dengan kemunculan makhluk yang tingginya 1,8 meter dengan kulit warna merah, sedang kebingungan di ladang seorang petani. Hal itu terbukti dengan adanya catatan dari kepala polisi bernama Alwi Alnadad.

Namun ternyata, laporan penampakan UFO tak hanya terjadi di Pulau Alor dan Pantar saja. Tapi di Papua New Guinea dan Selandia Baru juga terlihat UFO. Lalu disusul di Surabaya, Malang dan Madura.

Sebanyak enam “orang ajaib” yang mencurigakan dan tak dikenal setinggi 1,8 meter, pernah dilaporkan oleh banyak warga di dua buah pulau di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal bulan Juli 1959 silam.

Kedua pulau itu adalah Pulau Alor (08°15′57.1″S 124°44′19.6″E) dan pulau yang lebih kecil disebelah baratnya, yaitu Pulau Pantar (08°21′29.7″S 124°09′55.5″E). Kala itu, seorang komandan polisi setempat dibawah wilayah Kepulauan Alor yang bernama Alwi Alnadad, menerima laporan-laporan dari warga lokal tersebut.

Komandan polisi Alwi Alnadad yang kala itu membawahi wilayah kedua pulau di NTT tersebut, tadinya tak percaya. Namun  segera menanggapi laporan tersebut bersama bawahannya. Hasilnya sangat tak dapat dipercaya, namun benar-benar terjadi.

Peta lokasi Pulau Pantar dan Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Kasus ini sangat sensitif dan sangat rahasia dimasanya. Dan jika disebarkan, maka akan dianggap tak waras serta dapat menimbulkan kepanikan.

Namun setelah 17 tahun pensiun, barulah ia mulai berani mengutarakannya kepada seseorang diluar jajarannya.

Seorang polisi pensiun, Alwi Alnadad mengatakan bahwa ia pernah menangani sebuah kasus yang spektakuler, yaitu kasus dari beberapa laporan tentang keberadaan adanya makhluk-makhluk aneh yang datang ke sana dan mengejutkan penduduk setempat hingga membuat suasana mencekam.

Pada waktu itu, Alwi Alnadad adalah kepala di kantor polisi daerah Kepulauan Alor yang terdiri dari dua biuah pulau besar, yaitu Pulau Alor dan Pulau Pantar. Kejadian tak masuk akal sehat itu pertama kali dilaporkan di Pulau Alor.

Laporan warga ke polisi yang tak masuk akal

Awalnya, Alwi tidak percaya bereaksi dengan skeptis, karena insiden yang dilaporkan termasuk “gila”, tak masuk akal, dan hanya dilihat oleh beberapa penduduk.

Tapi insiden itu kemudian menjadi heboh dan sensasional selama berminggu-minggu. Dilaporkan oleh warga setempat, bahwa beberapa makhluk aneh muncul dari sisi timur Pulau Alor.

Tinggi badan mereka sekitar 1,80 meter dan kulit mereka kemerahan. Mata mereka tampak seperti mata manusia dan rambut mereka berwarna putih bergelombang. Mereka mengenakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, dengan warna biru gelap.

Pakaian mereka berkerah tinggi, memakai ikat pinggang, membawa tongkat silinder metal berwarna abu-abu yang diselipkan diikat pinggangnya, dan memakai sepatu mirip boot militer berwarna hitam.

Fenomena UFO yang muncul di Alor ini, dalam Ufologi dikategorikan sebagai CE-V, atau Close Encounters of the 5th Kind yakni adanya komunikasi atau kontak dengan alien (Contact by Metaphysical Means).

Di Pulau Alor: Alien dipanah, dikejar lalu menghilang

Sejak awal muncul, mereka tampak aneh bagi penduduk karena tampilan mereka yang berbeda. Penduduk mengatakan bahwa orang-orang yang terlihat asing itu mencurigakan, dan tampak seperti sedang mencari sesuatu.

Penduduk kemudian mengepung mereka dan melemparnya dengan panah. Anehnya, panah tidak bisa mencederai mereka.

Alor UFO and Alien Incident 1959 (foto ilustrasi)

Kemudian, orang-orang yang tampak asing itu melompat setinggi kepala dan berlari masuk ke pepohonan. Warga mengejar dan mencarinya.

Namun mereka menghilang dan tidak bisa dilacak. Hal ini sangat tak mungkin, karena pepohonan itu adalah tempat yang biasa dimasuki warga setempat.

Beberapa hari kemudian laporan tak masuk akal datang lagi, warga mengatakan bahwa beberapa makhluk aneh dengan pakaian biru tua, muncul juga di sebuah desa di selatan dari Pulau Alor.

Ada enam orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan apa yang dilaporkan sehari sebelumnya di pulau yang sama. Kali ini laporan lebih spesifik, beberapa dari mereka memiliki jenggot.

D Pulau Pantar: Alien menculik warga

Laporan lain mulai masuk, kali ini datang dari Pulau Pantar yang berada di sebelah barat Pulau Alor, dari sana beberapa penduduk juga mengatakan bahwa ada manusia-manusia aneh yang berjumlah 6 orang muncul ketika malam malam hari tiba.

Enam orang ajaib itu masuk ke desa-desa, sepertinya mereka mencari sesuatu yang tidak jelas. Salah satu manusia ajaib itu terlihat berjenggot, bahkan ia berani masuk ke halaman rumah hingga membuka jendela. Berkeliarannya orang-orang aneh itu membuat sekeliling desa-desa menjadi mencekam, dan penduduk tak berani keluar rumah jika malam hari telah tiba.

Kemudian pada hari berikutnya, sebuah desa di sebelah timur dari kota Kalabahi itu digemparkan oleh sebuah kabar bahwa seorang warga telah diculik oleh beberapa orang tak dikenal dengan pakaian biru gelap. Namun akhirnya ia dilepaskan lembali oleh makhluk-mahluk tinggi dengan rambut putih itu. Ia lalu dipanggil polisi untuk menceritakan kisah dan kesaksiannya.

Menurut korban yang diculik itu, ia baru saja turun dari pohon palem Aren setelah mengambil airnya. Baru saja turun dari pohon dan memijak tanah, tiba-tiba beberapa orang-orang aneh itu telah mengelilinginya.

Dia mencoba lari, tapi salah satu dari orang aneh itu menunjuknya dengan sebuah tongkat berbentuk silinder ke arahnya. Kemudian ia seketika seakan menjadi lumpuh.

Lalu, ia mendengar orang-orang aneh itu berbicara satu sama lain, namun saksi mata tidak bisa memahami bahasa mereka. Salah satu dari mereka menunjukkan kepadanya sebuah alat berbentuk lingkaran elips mirip jam, yang depannya terbuat seperti kaca.

Dia diminta untuk melihat alat itu, dan seketika tampak di dalamnya seperti pemandangan lain dari jarak jauh. Maka ia berfikir bahwa hal ini tak masuk akal, karena di depannya yang terlihat adalah hutan dan bukit yang tinggi membentang. Kemudian ia menyadari bahwa orang-orang asing ini ingin menjadikannya pemandu mereka. Tidak begitu lama, ia kemudian dibebaskan oleh mereka.

Pada hari berikutnya, anak berusia enam tahun diculik juga oleh orang asing tersebut. Beberapa penduduk menemukannya di sebuah ladang dengan kondisi ketakutan dan bingung.

Anak itu bercerita bahwa dia telah dibawa oleh orang-orang aneh itu ke tengah-tengah hutan dan mengalami beberapa pemeriksaan medis. Anak ini juga menyatakan, bahwa ia diberikan suatu makanan, namun ia menolak karena makanan yang diberikan tidak mirip seperti makanan apapun yang ia kenal.

Peta Nusa Tenggara Timur (NTT)

Alien dianggap gangu warga diburu polisi, hidup atau mati

Lokasi dua desa yang memiliki kisah aneh ini letaknya saling berjauhan, bahkan berbeda pulau yang terbentang jauh dan penduduknya tidak mengenal satu sama lain. Tapi apa yang dilaporkannya, nyaris sama.

Walau berita ini sudah heboh dan disebarkan oleh beberapa orang, polisi kemudian menangani kasus ini dengan serius. Kasus ini digambarkan sebagai gangguan terhadap masyarakat desa.

Kemudian, beberapa polisi yang diperintahkan oleh kepala polisi bernama Alwi Alnadad, diturunkan dan siap untuk menangkap mereka, hidup atau mati! Mereka dibekali oleh senjata otomatis dari jenis Bren hingga Thompson.

Kemudian tempat dimana seorang anak telah diculik, polisi disebar dan wilayah itu dikelilingi oleh polisi di setiap sudut. Hal itu dilakukan karena dari laporan mengatakan bahwa orang asing tersebut muncul dari sana.

Di tengah malam sekitar pukul 00.00 WIB tengah malam, beberapa suara ledakan api memecah kesunyian. Orang-orang asing yang ditunggu kemudian muncul, bahkan hingga hanya berjarak 13 meter dari polisi.

Dianggap menimbulkan gangguan seluruh warga di pulau, polisi tak lagi banyak bicara. Polisi kemudian serentak menembaki mereka dengan senjata otomatis. Tapi anehnya, orang asing itu tidak mati, bahkan tidak ada darah setetes pun ditempat orang-orang asing itu berdiri.

Jarak penembakan bisa dibilang sangat dekat dan dari setiap sudut, sehingga pasti ada yang terluka atau bahkan mati, namun hal itu tidak terjadi.

Polisi hanya menemukan pohon-pohon yang berlubang, beberapa pohon kecil roboh dan jejak kaki yang hanya berjarak lima meter dari tempat berdirinya orang misterius itu menuju ke kejauhan, dan kemudian jejak hilang.

Polisi yang telah disebar tak berhasil menemukan mereka. Polisi dan para penduduk lokal tidak tahu kenapa orang-orang asing itu bisa menghilang.

Penampakan UFO yang terlihat ada Alien di dalamnya

Warga melihat UFO yang terbang merendah untuk kemudian terbang meninggalkan mereka. (foto ilustrasi)

Setelah kejadian tersebut, banyak penduduk Pulau Alor yang melihat benda terbang berbentuk lonjong seperti telur.

Warna benda terbang itu tampak putih dan bercahaya, dan terbang di atas pantai.

Tak lama kemudian, benda terbang aneh itu mulai terbang rendah dan menghampiri sosok-sosok tersebut.

Para penduduk sempat melambaikan tangan mereka ke pesawat UFO itu. Ternyata mereka juga membalasnya dengan lambaian tangan.

Terlihat di dalam pesawat itu terdapat 4 sampai 6 makhluk extra-terrestrial. Kemudian objek berbentuk telur itu terbang melayang ke tengah laut. Lalu melesat dengan kecepatan tinggi dari arah barat ke timur.

26-27 Juni 1959: UFO yang sama sebelumnya juga terlihat di Papua New Guinea

Kasus kehadiran orang-orang aneh yang kebal senjata berikut dengan penampakan benda terbang tak dikenal atau UFO di Kepulauan Alor ini sangat menarik, karena bisa jadi, ternyata insiden ini tak hanya dialami di Kepulauan Alor saja.

Masih di tahun yang sama, 1959, tepatnya di Papua New Guinea (PNG) yang berjarak 1800 kilometer ke arah timur dari Kepulauan Alor, sebelumnya telah dilaporkan juga ada penampakan UFO.

Fenomena di PNG terjadi pada dua malam berturut-turut yaitu pada tanggal 26-27 Juni 1959. Setelah itu barulah terjadi fenomena di Pulau Alor di bulan berikutnya, yaitu di awal bulan Juli 1959.

This sketch by witness Father Gill shows the craft and occupants as they appeared from the position of observation. One to four “men” were clearly seen.

Peristiwa di PNG ini dikenal sebagai “Father Gill’s UFO Visitors” atau “The Boianai Visitants of 1959”. Dari catatan William B. Gill, seorang pendeta Anglikan yang memiliki misi di Bosinai PNG, melihat benda terbang aneh seperti UFO, berikut makhluk-makhluk humanoidnya.

Pada tahun 1959 Papua Nugini masih merupakan wilayah Australia. Pada bulan Juni di tahun itu terlihat penampakan spektakuler oleh Pastor William Gill, seorang misionaris Anglikan Australia, dan 37 anggotanya.

UFO Closed encounters in PNG 1959. Artist’s impression of the encounter by Australian missionary Father Gill and several of his native parishioners. (credit: Brookesmith)

Ada sekitar 25 pribumi, termasuk guru dan teknisi medis, juga mengamati fenomena ini. Pada saat kejadian tersebut, ternyata mereka (para penduduk) juga “memberi isyarat” kepada makhluk-makhluk humanoids itu, dan juga mendapat tanggapan balik.

Menariknya lagi, UFO yang dilaporkan oleh penduduk setempat berbentuk seperti UFO yang pernah dilihat oleh warga lokal di Kepulauan Alor, yaitu berbentuk lonjong seperti telur, berwarna putih dan bersinar terang.

Namun lebih spesifik lagi, para saksi mata melihat ada kilasan berwarna biru panjang ke arah belakang yang keluar dari UFO itu ketika terbang, mirip contrail pada pesawat biasa.

Tak hanya Gill dan para anggotanya, namun ternyata ada cukup banyak laporan di wilayah Papua New Guinea (PNG) yang berada di timur pulau Papua ini.

“Laporan-laporan lainnya itu terjadi selama berbulan-bulan dan berasal dari beberapa saksi-mata yang dapat dipercaya”, ujar pendeta William B. Gill.

Hal yang aneh dari laporan terbaru ini adalah bahwa UFO itu tampak tak hanya bergerak di Boianai. Sebuah area bernama Gunung Pudi nampaknya merupakan daerah palling sering dilaporkan ada benda yang melayang di tahun yang sama.

13 Juli 1959: UFO terlihat juga di New Zealand

Selain di PNG, di New Zealand pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 13 Juli 1959, UFO juga terlihat dengan makhluk humanoidnya. Seorang ibu rumah tangga bernama Frederick Moreland, dari Blenheim, Selandia Baru, sedang membantu suaminya merawat kebun kecil seluas sembilan hektar, pada saat itu penampakannya terjadi.

Pada tanggal 13 Juli 1959, pukul 05.50 pagi, hari masih gelap dengan awan mendung yang rendah saat nyonya Moreland pergi ke gudang untuk melakukan pemerahan susu sapi di pagi hari. Lalu ia melihat dua cahaya hijau muncul dari awan mendung saat melintasi padang rumput dan turun dengan cepat ke tanah, ke arahnya.

Side-view drawing based on the sketches by the witness, courtesy of SATCU (Scientific Approach to Cosmic Understanding). (credit: Mark Cashman, TemporalDoorway.com)

Dalam pernyataan tertulisnya kepada polisi setempat, dia mengatakan bahwa cahaya hijau sangat terang menyinari tubuh, lingkungan sekitar termasuk rumahnya, bahkan ia tidak dapat melihat cahaya dari lampu miliknya sendiri dalam silau warna hijau tersebut.

Kemudian ia berlari ke balik pepohonan, dan Moreland melihat benda berbentuk piring dengan dua sumber lampu hijau yang sangat terang dibagian bawahnya.

Ada dua deret mirip lubang-lubang jet di sekeliling pusat objek yang “menembakkan api berwarna oranye” dan tampak berputar ke arah yang berlawanan ketika benda itu melayang.

Benda itu lebarnya sekitar 20-30 kaki dan melayang sekitar 15 kaki dari tanah. Jarak Moreland tidak lebih dari 50 yard darinya. Terdengar ada dengungan samar saat benda itu melayang dan udara menjadi sangat hangat.

Di dalam kubahnya yang transparan, Moreland melihat  ada dua pria mengenakan pakaian ketat dengan bahan mengkilap seperti aluminium foil dan mengenakan helm yang tersambung langsung dari bahu mereka.

Kedua makhluk tersebut tampak seperti berukuran normal, namun Moreland tak dapat melihat mukanya. Makhluk itu kemudian berdiri dan melihat ke arah bawah, lalu duduk kembali.

Setelah satu atau dua menit, suara mirip jet yang lembut namun bernada tinggi terdengar, dan benda terbang itu sedikit miring, kemudian meluncur secara vertikal dengan kecepatan tinggi lalu menghilang ke dalam awan.

UFO closed encounters in New Zealand 1959. Image by Mark Cashman based on witness account and sketch. (credit: Mark Cashman, TemporalDoorway.com)

Dia melaporkan bahwa setelah benda itu hilang, tercium bau aneh yang agak mirip bau lada dan masih tetap bertahan di udara setelah benda itu pergi. Moreland tetap berdiri di pepohonan selama beberapa menit, masih tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia akhirnya melanjutkan pemerahan susu sapinya, tapi begitu terganggu dengan apa yang telah dia lihat pada pukul 7:00 pagi tersebut, dia kembali ke rumah dan memberi tahu suaminya apa yang telah terjadi. Moreland, yang dipekerjakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Selandia Baru, menyarankan agar dia menelepon polisi.

Lalu sebuah penyelidikan resmi akhirnya dimulai dan mencakup penyelidikan oleh RNZAF. Laporan Mrs. Moreland mendapat liputan luas di media dan beberapa waktu kemudian diketahui bahwa sekitar satu jam sebelum penampakan oleh Mrs. Moreland, seorang pria di Blenheim bernama Holdaway, telah melihat benda oranye putih melalui jendelanya.

Tahun 1964: UFO juga terlihat di Madura, Malang dan Surabaya, lalu ditembaki oleh artileri militer Indonesia

Setelah fenomena UFO yang muncul di Papua New Guinea pada 26-27 Juni 1959, lalu di Blenheim Selandia Baru pada 13 Juli 1959, kemudian di Kepulauan Alor pada awal Juli 1959, dilaporkan benda asing terbang kembali muncul di Surabaya yang berjarak sekitar 1200 kilometer dai Pulau Alor di NTT.

Objek tak dikenal itu nampak ketika terjadi peristiwa Dwikora, sehingga ditembaki dengan meriam oleh tentara Indonesia. Dwikora adalah masa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia, sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

Objek terbang tak dikenal (UFO) kembali muncul pada 1964 di Surabaya dan sekitarnya yang berjarak sekitar 1200 kilometer dari Pulau Alor di NTT.

Jacob Salatun menyebutkan di bukunya, UFO muncul mulai tanggal 18 sampai 24 September 1964. UFO terlihat dengan dengan mata telanjang, dan juga terlihat berupa tanda kedipan melalui radar pemantau pesawat.

UFO tersebut dilaporkan muncul di daerah Surabaya, Malang, dan Bangkalan, sebuah kota di barat Pulau Madura. UFO itu sempat ditembaki dengan meriam artileri pertahanan udara.

Kejadian itu juga diungkapkan oleh Laksamana Udara Roesmin Noerjadin, Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 31 Maret 1966 hingga 10 November 1969. Dalam suratnya, yang tertanggal 5 Mei 1967, Laksamana Udara Roesmin Noerjadin menulis:

“UFOs sighted in Indonesia are identical with those sighted in other countries. Sometimes they pose a problem for our Air Defence and once we were obliged to open fire on them“.

(“UFO yang terlihat di Indonesia identik dengan yang terlihat di negara lain. Terkadang mereka menimbulkan masalah bagi Pertahanan Udara kami dan dengan begitu kami terpaksa melepaskan tembakan ke arah mereka “)

Namun ada pula yang beranggapan bahwa UFO yg ditembaki, bukan berarti objek itu adalah pesawat alien (alien spacecraft), karena pada masa Dwikora, Malaysia didukung Inggris dan Amerika, maka bisa jadi objek itu adalah pesawat pembom U-2 milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan biasa digunakan juga oleh CIA. (baca juga: [Project IDEALIST] Tak Terdeteksi: Pesawat Intai AS Ini Sering Terbang Diatas Indonesia).

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/95/Usaf.u2.750pix.jpg

Pesawat pengintai (spy plane) U-2 milik AS selalu sukses dalam misi, sejak era 50-an sampai kini masih digunakan.

Pesawat U-2 buatan pabrik Lockheed ini, dikenal juga dengan sebutan ‘Dragon Lady’, adalah pesawat pembom sekaligus pengintai dan dapat terbang sangat tinggi (ultra-high altitude reconnaissance aircraft).

U-2 yang pertama kali diterbangkan tahun 1955 ini, masih digunakan Angkatan Udara Amerika Serikat hingga saat ini dengan melahirkan varian-varian yang baru dan canggih.

Tapi jika objek itu adalah pesawat U-2, suatu yang tak mungkin karena pesawat ini terlihat terbang tidak terlalu tinggi, seperti kesaksian para prajurit kala itu. Pesawat ini sangat berbahaya jika terbang rendah, dan bukan itu fungsinya karena dapat membahayakannya akibat kecepatannya tidak segesit pesawat tempur. Tidak ada laporan lanjutan, apakah ada kabar bahwa UFO yang ditembak berhasil dijatuhkan oleh tentara Indonesia pada waktu itu.

Insiden misterius yang akhirnya ditulis dalam buku

Kasus UFO di kepulauan Alor ini sering disebut secara internasional sebagai Alor UFO Incident 1959 atau “Alor Incident” saja, yang telah disisipkan dalam buku yang ditulis oleh Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun, berjudul “UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini”

Seandainya, Alwi Alnadad tak menceritakannya, atau Salatun tak menulis kisah tersebut ke dalam bukunya, mungkin insiden ini akan terpendam selamanya, ikut terkubur bersama kedua putra bangsa tersebut.

Salatun menulis kisah fenomela ini berdasarkan kesaksian komandan kepolisisn setempat bernama Alwi Alnadad, yang ia ungkapkan 17 tahun setelah kejadian yang spaktakuler ini.

Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun, dijuluki “bapak UFO Indonesia”, pendiri SUFOI (Studi UFO Indonesia) dan pendiri LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).

Jacob Salatun disebut juga sebagai “Bapak UFO” di Indonesia dan ia memiliki karier yang cukup mulus dalam dunia militer.

Setelah lulus Sekolah Menengah Teknik Tinggi di Surabaya, ia bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat), dan kemudian mulai mempelajari dunia penerbangan.

Ia pernah dikirim ke Amerika untuk belajar terkait sistem informasi dan penerbangan. Dari sini, karirnya terus meningkat hingga menjadi Sekretaris Dewan Penerbangan.

Kemudian ia mendirikan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) pada tahun 1963.

Bung Karno yang kala itu masih menjadi presiden Indonesia memerintahkan Perdana Menteri Juanda dan juga Joacob Salatun untuk melakukan Proyek Roket Ilmiah yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ketertarikan Jacob Silatun terhadap UFO, seiring dengan menanjaknya karir di dunia penerbangan. Dari sini dia mulai percaya dengan keberadaan UFO yang pernah dia lihat sendiri dengan anaknya.

Dari pengalamannya melihat UFO inilah, Jacob Silatun mulai mendirikan Studi UFO Indonesia (SUFOI) dan membuat buah buku untuk pemahaman UFO di Indonesia.

Beberapa buku yang ditulis oleh Jacob Silatun menjadi salah satu rujukan bagi mereka yang penasaran dengan dunia UFO di Indonesia. Hingga akhir hayatnya, Salatun tetep percaya akan keberadaan UFO dan adanya kehidupan lain diluar planet Bumi.

Insiden spektakuler di Pulau Alor yang dirahasiakan

Buku “UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini” yang ditulis oleh Marsekal Muda TNI (Purn) J. Salatun

Setelah terjadinya insiden yang aneh dan tak masuk akal tapi nyata di Pulau Alor dan Pulau Pantar ini, kabar mulai menyebar, warga menjadi heboh dan sangat sensasional selama berminggu-minggu.

Kemudian warga dikumpulkan oleh kepolisian, ceritanya mulai diredam, karena insiden ini sangat tak mungkin dan tak masuk akal.

Jangan sampai peristiwa menggemparkan ini diceritakan kepada wartawan, apalagi kepada khalayak ramai. Hal ini dilakukan karena takut akan menghebohkan seluruh negeri pada masa itu.

Peristiwa-peristiwa spektakuler ini pun perlahan mulai dilupakan. Karena, selain tak masuk akal, insiden ini masih belum bisa dipaparkan secara akal sehat, apalagi secara ilmu pengetahuan pada masa itu, bahkan untuk masa kini. (editor/edited: ©IndoCropCircles.com)


Sumber (Source):

  • Salatun, J. (1982). UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini {UFO: One of World Problem in Present Day). Jakarta, Yayasan Idayu (Idayu Foundation).
  • Salatun, J. (1960), “Menjingkap Rahasia piring terbang” (Revealing the Secret of  UFO).“

Marsekal Muda TNI-AU (Purn.) Jacob Salatun

The story of the 1959 visit was carefully and meticulously cataloged by Raden Jacob Salatun a.k.a. Silatun (born in Banyumas, Central Java, 29 Mei 1927 – passed away in Jakarta, 3 February 2012 (aged 84). He observed UFO phenomena in 1974.

Salatun was an Indonesian Air Commander, Vice Air-Marshal in the Indonesian Air Force and retired as Major General. Salatun is also known as the founder of LAPAN (Indonesia’s National Institute of Aeronautics and Space).

It was in the late 1970s that the story was told to the world after the then retired police chief Alwi Alnadad recounted the strange events to Salatun which he would later publish in his book “UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini“, “UFO, one of the problems of today’s world”


Metadata of “Alor’s UFO and ExtraTerrestrial sightings“:

  • Extraterrestrial:

Hynek Classification: CE-III (Close Encounter III) Close observation with animate beings associated with the object.
Date: July 1959
Sighting Time: 3-5 days
Day/Night: Night dan Day
Location: Alor Islands, East Nusa Tenggara, Indonesia
Urban or Rural: Rural
No. of Entity(‘s): six
Entity Type: Humanoid

Entity Description: long arms, wavy silver-color-hair, and some of them have beard. They wore blue clothes with high collar, belt with some gray cylindric stick and shoes that look like black military boot.

  • UFO sightings

Duration: –
No. of Object(s):  1
Size of Object(s): –
Distance to Object(s): around 13 metres
Shape of Object(s): oval
Color/Description of Object(s): white-glowing
Number of Witnesses: Multiple


Pustaka:


Artikel Lainnya:

[Project IDEALIST] Tak Terdeteksi: Pesawat Intai AS Ini Sering Terbang Tinggi Diatas Langit Indonesia

[True Story] Andrea Gail, Kapal Nelayan Yang Karam di Film “The Perfect Storm”

Misteri Kapal “SS Ourang Medan” : Semua Kru Tewas Kaku, Mata Melotot, Dengan Muka Ketakutan!

[UFO Jakarta 2017] Tiga Bola Cahaya Misterius Melayang Diatas Jakarta

[UFO Indonesia November 2015] Ada Penampakan UFO Spektakuler di Indonesia!

Banyak Saksi: UFO mendarat di Desa Maumbi, Kecamatan Airmadidi, Sulawesi Utara

UFO Melayang di Bali Selama Satu Jam, Warga Ketakutan

UFO Gunung Kidul, Yogyakarta

Misteri Penampakan USO: Cahaya Dalam Air Laut di Wediombo Gunungkidul

Star Map Found in Kupang Indonesia (First Original Article 2011, Map Coordinate)

10 Negara Yang Paling Banyak Dikunjungi Alien (Termasuk Indonesia)

 Foto & Video UFO Terbaik di Indonesia

Wow! Ini Dia, Misteri 10 Cahaya Aneh Dari Langit!


[Alor Alien Sightings 1959] 6 Alien Terlihat di Pulau Alor dan Pantar, Baku Tembak Dengan Polisi Indonesia

((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))

Pos ini dipublikasikan di Misteri Alien & E.T., Misteri UFO (BTTD) Indonesia dan tag , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke [Alor Alien Sightings 1959] 6 Alien Terlihat di Pulau Alor dan Pantar, Baku Tembak Dengan Polisi Indonesia

  1. roy mahendra berkata:

    kalaupun memang meski tdak memakai bukti foto dan videomasih , saya ingat tepatnya sekitar daerah blimbing malang dekat rumah saya posisi sejajar lurus ke atas ufo terlihat berputar putar pada malam hari sekitar setelah magrib dan cuaca cerah banyak bintang , tapi saya melihat satu bintang berkedip sama seperti sign pesawat namun berputar terus dengan putaran ke dalam , mengecil terus sampai pada porosnya dan menhilang….semoga menjadi bahan tambahan..terima kasih..

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.