Borobudur Peninggalan Sulaiman Dan Yahudi Adalah Keturunan Bangsa Jawa?

Yahudi keturunan Jawa header

Apakah Borobudur Peninggalan Sulaiman AS. Dan Yahudi Adalah Keturunan Bangsa Jawa Nusantara?

Artikel ini dibuat sejak beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2012, namun baru dirilis saat ini karena kami tak mempercayai “teori gado-gado” dan “teori cocokologi” ini sejak awalnya. 

Dalam artikel ini, Anda seolah-oleh seperti ditarik dalam teori baru ke masa lampau yang aneh bin ajaib, namun sepertinya bisa dipercaya pada awalnya, hingga akhirnya kening Anda mengkerut bahkan mulut melongo, untuk kemudian Anda dikembalikan ke masa kini dengan kenyataan yang sebenar-benarnya.

Wilayah di Nusantara yang berada diatas garis khatulistiwa atau equator, adalah wilayah yang sangat mumpuni untuk pertanian dan peradaban, sejak era zaman es di planet ini.

Ketika zaman es terjadi, semua tumbuhan, hewan dan manusia nyaris punah, kecuali sebagian kecil yang ada di wilayah khatulistiwa, termasuk wilayah Nusantara (kini Indonesia) dimana wilayah itu paling hangat dan sinar matahari menyinarinya sepanjang tahun.

Selain itu wilayah ini banyak gunung api, yang membuat tanahnya subur sejak ribuan bahkan jutaan tahun lalu, dibanding wilayah lain di bumi. Dua kekuatan itu yaitu letak di khalulistiwa dan tanah yang subur, membuat wilayah ini dipercaya beberapa pakar internasional, bahwa Nusantara menjadi cikal bakal bangsa-bangsa di dunia.

Sampai sini dulu, teori itu memang benar adanya, karena pada zaman es, memang wilayah khatulistiwa adalah daerah yang secara logika, termasuk wilayah yang paling banyak terpapar sinar matahari.

Berikutnya, kami tarik Anda ke teori lain sekaligus ke dunia kartun di masa lalu, namun Anda ibarat tercuci otak dan tersihir dengan semua cerita dan “pencampuran teori yang benar dan yang salah” mirip “teori gado-gado” yang dicampur-adukkan sedemikian rupa menjadi “teori cocokologi” berikut ini.

Seorang bernama KH. Fahmi Basya yang mencetuskan sebuah teori bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman dan Indonesia adalah Negeri Saba. Ia mengklaim memiliki bukti-bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung teorinya. Oleh karenanya diyakini bahwa suku bangsa Jawa adalah nenek moyang bangsa Yahudi atau Bani Israel. Benarkah demikian?

Bangsa Jawa adalah nenek moyang bangsa Yahudi?

Beberapa orang kadang bertanya: apakah orang Jawa keturunan Yahudi? Sebenarnya pertanyaan itu terbalik, yaitu apakah orang Yahudi keturunan Jawa? Ada yang meyakini bahwa Bani Israel itu masih keturunan Suku Jawa. Ibukota Israel memakai nama: Java Tel Aviv. Mahkota Rabbi Yahudi yang menjadi imam Sinagog pake gambar Rumah Joglo Jawa.

Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara

Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara

Namun sejatinya, yang disebut Jawa adalah seluruh Etnik Nusantara yang dulunya penghuni Benua Atlantis sebelum dikirim banjir besar oleh Allah SWT, setelah banjir besar benua ini pecah menjadi 17.000 pulau yang sekarang disebut Indonesia.

Hanya beberapa etnik yang masih tersisa, selebihnya menjadi cikal bakal bangsa-bangsa dunia antara lain bangsa India, Cina (termasuk Jepang dan Korea), Eropa, Israel, Arab, dan Indian Amerika.

Dalam bahasa Jawi Kuno, arti “Jawa” adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : “ora jowo” berarti “tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun”.

Sebutan “jawa” ini sejak dulunya dipakai untuk menyebut keseluruhan wilayah Nusantara, penyebutan etnik-etnik sebagaimana berlaku saat ini adalah hasil taktik politik de vide et impera para penjajah. Sejak zaman Benua Atlantis, Jawa memang menjadi pusat peradaban karena dari bukti-bukti fosil manusia purba di seluruh dunia, sebanyak 6 jenis fosil tertua di dunia, 4 diantaranya ditemukan di Jawa.

Mitologi Jawa

Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita turun-temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan Brahma dan Dewi Saraswati dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan “Ilmu Kejawen”.

Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Al-Qur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Al-Qur’an dengan bahasa asli (Arab)”, dengan pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.

borobudur temple-01

Borobudur temple

Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama-sama belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra.

Kemudian mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing-masing, di India mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina mereka namakan “Ajaran Budha”. Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha dan Al-Qur’an, ternyata tokoh Brahma sebenarnya adalah Nabi Ibrahim A.S.

Sedang Dewi Saraswati adalah Dewi Sarah, istri Ibrahim A.S. yang menurunkan bangsa-bangsa selain Arab. Bukti lain bahwa ajaran Budha berasal dari Jawa adalah adanya prasasti yang ditemukan pada candi-candi Budha di Thailand maupun Kamboja.

Prasasti itu menyatakan bahwa candi-candi tersebut dibangun dengan mendatangkan arsitek dan tukang-tukang dari Jawa, karena memang waktu itu orang Jawa dikenal sebagai bangsa tukang yang telah berhasil membangun Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia.

Teori KH. Fahmi Basya

Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, bahwa sebenarnya Candi Borobudur adalah bangunan yang dibangun oleh “Tentara Nabi Sulaiman A.S.”, termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai “Arsy Rau Saba“.

Sejatinya Princess of Saba atau “Ratu Balqis” adalah “Ratu Boko” yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Jawa, sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam surga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut keriting.

arca borobudur

Kepala arca candi Borobudur

Yahudi dalam literatur Barat

Dalam literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai “bangsa tukang” dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa tukang dan berambut keriting (perhatikan patung Nabi Sulaiman di Candi Borobudur ).

Hasil riset tersebut juga menyimpulkan bahwa Bangsa Jawa disebut juga sebagai “Bani Lukman” karena menurut karakternya suku tersebut sesuai dengan ajaran-ajaran Lukmanul Hakim, sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an.

Perlu diketahui bahwa satu-satunya nabi yang termaktub dalam Al-Qur’an, yang menggunakan nama depan “SU” hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan “SU” dan meninggalkan negeri bernama “Sleman” di Jawa Tengah.

Nabi Sulaiman mewarisi kerajaan dari Nabi Daud yang dikatakan didalam Al-Qur’an dijadikan Khalifah di Bumi (menjadi Penguasa Dunia dengan Benua Atlantis sebagai Pusat Peradabannya).

Nabi Daud juga dikatakan raja yang mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, suara beliau juga merdu) dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal sebagai Raja Gunung.

Di Nusantara ini yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah “Syailendra”, menurut Dr. Daoed Yoesoef nama Syailendra berasal dari kata ‘saila’ dan ‘indra’, saila = raja dan indra = gunung.

Sudah menjadi keniscayaan sejarah, bahwa kemenangan Islam tahap pertama waktu “Futtul Makkah” dimana Nabi Besar Muhammad SAW, bersama orang-orang beriman dengan konsisten melaksanakan perintah shalat sebagai kunci kemenangan dengan kondisi susah air

Lalu Allah memberinya “Sumur Zamzam” yang penuh berkah, maka “Futtul Makkah Kedua” akan terjadi melalui Indonesia, negeri yang penuh berkah dengan persediaan air tak terbatas (zamzam di luar Makkah).

Dari Indonesialah pada suatu masa nanti akan bersatu sebuah kekuatan besar yang diinspirasi dari kekuatan spiritual Ibrahim A.S, Daud A.S, Sulaiman A.S dan Muhammad SAW yang akan memenangkan Islam atas Zionis Israel dan para pendukungnya.

Perahu Nabi Nuh A.S.

Komunitas di Indonesia yang telah menyelenggarakan Ekspedisi Menjelajah Negeri Para Nabi, telah mengunjungi situs Nabi Daud dan Sulaiman di Jawa Tengah, situs Nabi Nuh di Jawa Timur dimana di daerah ini terdapat kembaran Gunung Ararat di Turki yaitu gunung tempat berlabuhnya perahu Nabi Nuh.

Fosil perahu di Turki ini setelah diteliti arkeolog Belanda menyimpulkan bahwa perahu tersebut terbuat dari kayu jati berkapur, dan kayu ini hanya ada di Jawa. Setelah fosil kayu ini umurnya diukur melalui tehnik Isotop C14, ternyata Nabi Nuh hidup setelah zaman Nabi Ibrahim, tempat tinggalnya di Tanah Jawa. Tentu fakta ini perlu diteliti lebih lanjut.

noah ark kapal bahtera Nuh

Fosil perahu di Turki

Disamping itu ada fakta lain tentang situs Nabi Daud dan Sulaiman di Yerusalem sebagaimana dimuat majalah Times edisi 1 Februrari 2010, yang memuat pernyataan Ravael Grinberg, seorang dosen di Universitas Tel Aviv mengatakan:

“Secara teori, seharusnya Anda sudah mendapatkan sesuatu hanya setelah melakukan penggalian selama enam minggu. Tapi nyatanya setelah dilakukan penggalian tanpa henti selama dua tahun, tidak ada hasil apapun yang memuaskan.”

Times menyebutkan, dalam empat tahun terakhir, berbagai organisasi Yahudi ekstrim sudah mengepung kota Jerussalem untuk melakukan penggalian bawah tanah di sekitar dan di bawah Masjid Al Aqsha.

Israel buka musium dibawah masjid Al-Aqsa. Israeli television reported that the occupation authorities have opened a new museum beneath the Al-Aqsa Mosque. The Islamic-Christian Committee to Support Jerusalem and the Holy Sites denounced on Monday the international silence on Israel's measures to Judaise the Al-Aqsa Mosque and Jerusalem.

Israel buka musium dibawah masjid Al-Aqsa.

Termasuk Organisasi Eilad, yang juga fokus bekerja untuk mendirikan pemukiman imigran Yahudi di Jerusalem. Selain itu, lembaga Eir David juga fokus melakukan penggalian di Silwan.

Menurut Profesor Finskltain asal Israel, yang juga ilmuwan sejarah di Universitas Tel Aviv, ditulis pada Times:

“Mereka yang melakukan penggalian bawah tanah di Jerussalem mencampur adukkan antara agama dengan ilmu pengetahuan. Eilad meyakini dogma agama bahwa ada peninggalan sejarah Daud disana, tapi sampai sekarang tak pernah ditemukan.”

Selain itu, Profesor Yone Mazarahe, juga pakar arkeologi Israel mengatakan:

“Eilad tidak menempukan apapun dari penggalian. Bahkan sekedar plang tulisan Selamat Datang di Istana Daud, juga tidak ditemukan. Mereka hanya mendasarkan keyakinan pada teks-teks yang dianggap suci oleh mereka sebagai panduan penggalian.”

khazaria

Wilayah Khazaria pada abad ke-10.

Dari fakta-fakta ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa Bani Jawi (suku-suku di Nusantara) ini adalah Bani Israel yang tetap beriman kepada Nabi Musa dan mendiami tanah yang dijanjikan (The promised land) yaitu Benua Atlantis yang sekarang disebut Indonesia.

Sedangkan Bani Israel yang berdiaspora ke seluruh dunia adalah mereka yang dikutuk oleh Allah karena mendustakan Nabi Musa AS. Adapun Bani Israel yang sekarang menjajah Palestina sebenarnya Yahudi jadi-jadian.

Maksudnya KH. Fahmi Basya adalah Bani Israel dari suku ke 13 yaitu “Suku Kazar” yang wilayahnya pada masa lalu berada di utara Turki bernama Khazaria, dari hasil kawin campur Bani Israel yang berdiaspora dengan penduduk lokal dan Romawi yang saat ini posisinya mayoritas.

Hadists Israiliyat?

Klaim atas Yerusalem sebenarnya sebuah kekeliruan yang disengaja, padahal Yerusalem, Temple of Solomon dan Taabut yang mereka cari selama ribuan tahun berada di Tanah Jawa yaitu Candi Borobudur dan Negeri Sleman di Yogyakarta.

Dalam Al-Qur’an “taabut” artinya “kode rahasia kerajaan” yang disimpan oleh Nabi Daud, saat ini “taabut” tersebut sedang dibuka rahasianya melalui candi-candi yang dibangun sejak zaman Nabi Sulaiman khususnya “Candi Borobudur”, perlu diingat sebenarnya kata “Candi” berasal dari kata “Sandi” artinya “kode rahasia”.

Dengan demikian rahasia jejak para nabi akan segera terkuak setelah ayat Allah berupa tulisan bergambar yang ada pada candi-candi Negeri Sleman di “puzzle”kan dengan ayat2 Allah dalam Al-Qur’an.

Sebagian besar ummat Islam saat ini terkecoh oleh keyakinan bahwa ”Palestina” adalah negeri yang diberkahi dan Yerusalem adalah kota suci Islam ketiga setelah Makkah dan Madinah, hal ini karena ummat Islam banyak terpengaruh hadits-hadist Israeliyat khususnya tentang Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Perlu ekstra hati-hati dalam mengutip hadits tentang Isra’ Mi’raj karena sebagian besar hadits palsu dan dibuat oleh kaum munafik dari kalangan Bani Israel, para ahli hadits menyebutnya sebagai Hadist Israeliyat.

Karena hadits-hadis inilah ummat Islam di luar Palestina terseret dalam permusuhan dengan Israel dan menjadikan Yerusalem sebagai kota suci ketiga ummat Islam, padahal waktu kanjeng Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ Mi’raj apa yang disebut Masjidil Aqsa sebenarnya adalah Gereja, waktu itu Yerusalem masih dikuasai Roma.

Kalo waktu itu dikatakan Nabi menjadi imam shalat berjamaah dengan para Nabi, pertanyaannya adalah: shalat apakah gerangan? Sementara dalam hadits-hadists Israiliyat tersebut dikatakan Isra’ Mi’raj dalam rangka menjemput perintah shalat 5 waktu sebagai hasil transaksi antara Nabi dengan Allah SWT dengan Nabi Musa sebagai konsultannya.

Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa harus Nabi Musa yang menjadi rujukan Nabi Muhammad? Inilah cerdasnya Bani Israel yang telah berhasil menusuk jantung aqidah ummat Islam melalui hadits-hadist palsunya hingga ummat Islam terpecah belah, energi terkuras habis hanya untuk memikirkan Masjidil Aqsa, sementara Bani Israel karena ketekunannya telah berhasil menguasai dunia melalui infiltrasi kesegenap lini kehidupan.

Bani Israel fokus ke Jawa?

Saat ini fokus mereka adalah Indonesia khususnya Tanah Jawa, mengapa Jawa? Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa “Ulama-ulama (ilmuwan) Bani Israel” mengenal Al-Qur’an sebagaimana mereka mengenal anak-anaknya sendiri, tentu saat ini sebenarnya banyak ilmuwan Bani Israel yang mengetahui fakta-fakta yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an. Salah satunya adalah tentang Nabi Daud A.S. dan Nabi Sulaiman A.S.

Cobalah kita mengambil ibrah dari kemampuan Nabi Daud AS dalam teknologi peleburan besi dan manajemen pengelolaan gunung yang diwariskan di Tanah Jawa (Atlantis) banyak meninggalkan bangunan-bangunan misteri semisal Candi Borobudur, Piramida-piramida Mesir dan Piramida Aztek.

Dalam peradaban ini para pendirinya adalah 3 sosok yang luar biasa yaitu Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS dan Ratu Bilqis yang masing-masing diberi kelebihan oleh Allah SWT.

Sampai saat ini negeri kita adalah satu-satunya negeri yang paling banyak diwarisi gunung berapi dan deposit besi titanium tak terbatas, yang tersebar di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Besi titanium ini sejak zaman Nabi Daud sampai sekarang digunakan sebagai bahan baku pembuatan senjata khususnya KERIS.

Besi titanium ini juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan “pesawat ruang angkasa”, dan saat ini disekitar Candi Borobudur sedang dipersiapkan berdirinya Perguruan Tinggi Nuklir yang akan mempersiapkan desain dan pembuatan Pesawat Piring Terbang oleh Tim SSQ, hanya dengan menguasai teknologi pesawat piring terbang, ummat Islam bakal mampu mengalahkan Zionis Israel dan para pendukungnya yang cenderung semakin destruktif di muka Bumi.

Yahudi memang hanya bisa dikalahkan oleh Yahudi beriman karena memang kecerdasan dan ilmunya juga sepadan. Tapi aneh bin ajaib, sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan skala dunia yang secara tersembunyi berafiliasi dengan Israel berlomba-lomba mengajukan ijin untuk mendirikan pabrik peleburan besi titanium di pantai selatan Jawa.

Sementara perusahaan-perusahaan besar lainnya yang sebagian besar juga milik orang Yahudi, baik Yahudi Eropa maupun Amerika sudah malang melintang menguasai hajat hidup bangsa Indonesia, sepertinya mereka akan mengembalikan penjajahan ala VOC tempo dulu (VOC adalah perusahaan milik Yahudi Belanda yang berhasil menjajah Indonesia pada masa kolonial Belanda).

Relief Candi Cetho dan Candi Penataran adalah informasi tentang “Kekhalifahan Nusantara”?

Fakta baru tentang relief “Candi Cheto” di Karang Anyar dan “Candi Panataran” di Jawa Timur terdapat relief-relief yang menggambarkan seorang raja (Jawa/Nusantara) yang dihormati oleh suku / relief / patung mirip Suku Maya, Sumeria, Aztec, bahkan figur Yahudi dan lainnya.

Pertanyaannya adalah fenomena apakah ini? Selama ini sejarah negeri kita dibuatkan oleh para “Ilmuwan Barat (Ulama Bani Israel)” dan sebagian besar bangsa kita mengamini tanpa reserve, karya-karya mereka menjadi buku wajib bagi sekolah-sekolah kita.

Secara tidak sadar generasi kita mengalami cuci otak dalam waktu yang relatif lama, tugas kita sekarang adalah merekonstruksi kembali sejarah masa lampau Nusantara ini berdasarkan Al-Qur’an dengan cara mem-pazl-kannya dengan peninggalan-peninggalan nenek moyang kita khususnya candi-candi di Tanah Jawa dimana istilah candi ini dalam Al-Qur’an disebut “Mihrab”.

Kalau anda baca kisah “Syailendra” di Museum “Trowulan” Mojokerto dimana dikisahkan bahwa di Tanah Jawa ada raja bernama Syailendra yang mampu menaklukkan gunung dan sanggup memutarnya saat melawan “seorang raksasa”.

Dalam sejarah Islam sendiri, kita mengenal Nabi Daud adalah satu-satunya nabi yang memiliki mu’jizat sanggup menaklukkan gunung, bahkan Al-Qur’an menyatakan gunung diputar untuk Nabi Daud A.S. dan dalam kisah lain pun Nabi Daud A.S pernah mengalahkan seorang raksasa bernama “Jalut”, dialah ayah dari Nabi Sulaiman a.s.

Daoed Joesoef (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) dalam bukunya “Borobudur” pada halaman 43, menjelaskan:

“Makna dari kata Sailendra berasal dari kata “Saila Indra” yang artinya Raja Gunung atau dari beberapa sumber, makna Sailendra inipun berasal dari kata “Salin Indra” yang artinya bisa menguasai/berganti-ganti alam, yaitu alam manusia, alam jin / setan, alam binatang dan lain-lain.”

Satu-satunya Nabi yang menguasai alam-alam ini, sehingga mampu berkomunikasi bahkan menguasainya adalah Nabi Sulaiman a.s. :

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, ‘Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua itu benar-benar suatu karunia yang nyata”.

Jadi sebenarnya relief pada Candi Ceto dan Candi Penataran adalah informasi tentang “Kekhalifahan Nusantara” yang menjadi “Super Power Dunia” dibawah kepemimpinan Nabi Daud A.S., kemudian diwariskan kepada Nabi Sulaiman A.S. bersama-sama Ratu Bilqis

Adapun perkiraan peta imajinatifnya dan sebaran etniknya adalah sebagai berikut: Dalam “Peta Bumi itu Al-Quran”, ternyata ayat-ayat Al-Qur’an dapat di-pazl-kan dengan ayat-ayat bergambar di Bumi.

Salah satu ayat bergambar adalah “Candi Borobudur” dimana pada relief lantai 3 candi tersebut terdapat kisah tentang Nabi Daud, Nabi Sulaiman, burung Hud Hud dan Taabut Perjanjian, sedang Komplek Candi Prambanan dan Komplek Istana “Ratu Boko” merupakan ayat bergambar yg bercerita tentang “Kisah Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman”.

Ada hubungan antara Sleman, Sulaiman dan Syailendra?

Di Yogyakarta ada negeri bernama “Sleman” yang sejatinya adalah “Negeri Sulaiman” dengan “Temple of Solomon”-nya yaitu “Candi Borobudur”, Negeri Sleman ini dalam bahasa Ibraninya “Yerusalem” dimana dalam teks-teks Yahudi disebut Israel Selatan yang diperuntukkan bagi “Suku Yehudza dan Benyamin”.

Suku ini dikenal sebagai “Kaum Pertukangan”, berambut keriting, dipimpin oleh Nabi Daud A.S. dan Nabi Sulaiman A.S., sedang Israel Utara disebut juga dengan “Negeri Samaria”, diperuntukkan bagi 10 Suku Bani Israel yg lain, dimana di Negeri Samaria ini terdapat sebuah gunung bernama “Gunung Moriah” yg lebih dikenal dengan sebutan “Bukit Zion”.

Dalam mitologi tentang “Negeri Semarang” disebutkan bahwa nama semarang diambilkan dari nama “Bethara Semar” alias “Bethara Samara”, apabila dikaitkan dengan pembagian wilayah atas Kerajaan Sulaiman di atas, maka sejatinya “Negeri Semarang” adalah “Negeri Samaria” dan “Gunung Muria” sebenarnya adalah “Gunung Moriah” atau “Bukit Zion” yg dijadikan simbol perjuangan “Kaum Zionis Israel”

Wilayahnya terbentang sampai Borneo Utara (apakah sebuah kebetulan Pulau “Kalimantan” juga disebut “Pulau Semar”?), Laut Cina Selatan ketika masih berupa daratan hingga Indo China, Malaysia, Sumatra, Sulawesi hingga Papua.

Ketika terjadi banjir besar di “Benua Nusantara” dan menenggelamkan sebagian besar wilayah Samaria, maka jadilah apa yg disebut dalam teks-teks Yahudi sebagai “10 Suku Bani Israel yang hilang”, dan dalam kurun waktu ribuan tahun jadilah Yehudza atau suku “Jews”, menjadi suku “Jawa”.

Suku Simeon menjadi Suku Batak, dan suku-suku lain yang terindikasi sebagai 10 suku Israel yang hilang antara lain Suku Jepang asli, Suku Pathan Afghanistan,  Suku Kashmir, Suku Manasye Myanmar, Suku Kochin India dan Suku Chiang China.

Dari uraian di atas, maka wajarlah apabila Rasulullah pernah bersabda : Tuntutlah ilmu walau ke “Negeri Syain”, pertanyaannya adalah dimanakah Negeri Syain itu?

Selama ini ummat Islam menyebut Negeri Syain adalah Negeri Cina, padahal sebenarnya adalah Negeri Syain adalah “Negeri Syailedra” yang jauh lebih maju dibandingkan Negeri Cina yang saat itu masih dilanda peperangan antar dinasti.

Bantahan Teori Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman A.S.

Sebagian orang mungkin bisa jadi mempercayai teori yang telah dijabarkan diatas tersebut. Namun apa yang dijabarkan berada pada tafsir yang sangat salah. Al-Qurannya benar, ayatnya benar, tapi penafsirnya yang keblinger alias “ngaco” oleh teori “cocokologi”.

Candi Borobudur semenjak lama memang diyakini sebagai peninggalan Dinasti Sailendra dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8. Lalu ada seseorang bernama KH. Fahmi Basya yang mencetuskan sebuah teori bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman dan Indonesia adalah Negeri Saba. Ia mengklaim memiliki bukti-bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung teorinya. Benarkah demikian?

Dalam Islam tidak dikenal perintah untuk membuat patung makhluk hidup, apalagi untuk bersembah di depannya. Maka teori tentang Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman AS, dibuat buku pembantahannya.

Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman

Buku KH. Fahmi Basya “Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman”

Candi Borobudur dan semuanya yang terkait merujuk kepada Pertapa Siddharta dari India, tak beda dengan patung-patung Buddha di belahan dunia lainnya.

Patung-patung itu bukanlah patung Nabi Sulaiman atau bidadara surga yang meniru model Nabi Sulaiman sebagaimana klaim KH. Fahmi Basya dalam bukunya.

Bukti-bukti yang diajukannya diperiksa kebenarannya satu demi satu dalam buku bantahan yang ditulis oleh Seno Panyadewa yang menyatakan bahwa buku ini memang tidak semestinya terbit jika buku KH. Fahmi Basya tidak bertahan di pasar.

Seharusnya buku KH. Fahmi Basya “Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman” ditarik dari peredaran karena itu bentuk pembodohan.

Sebuah produk yang berbahaya bagi konsumen, baik terkait fisik ataupun mental, sudah seharusnya ditarik dari peredaran karena otoritas-otoritas yang seharusnya bisa menarik peredaran buku itu hanya tinggal diam. Dan pasti, tentu saja buku bantahan itu telah melakukan uji materi atas teori KH. Fahmi Basya sebelumnya, maka Seno Panyadewa menulis buku sanggahan atasnya.

Seno Panyadewa juga membandingkan bukti-bukti dari berbagai penelitian ilmiah apakah Candi Borobudur peninggalan Dinasti Sailendra ataukah Nabi Sulaiman. Bahkan bukti-bukti mengenai lokasi sebenarnya Negeri Saba juga dibahas.

Tak hanya mengupas tentang kejanggalan-kejanggalan dalam teori Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman, buku ini juga membahas secara mengesankan perihal sejarah Borobudur, sejarah agama Buddha dan Hindu pada saat itu, serta analisis tentang ikonografi, arsitektur, dan simbol-simbol pada Borobudur.

Tak pelak, buku ini akan memampukan Anda untuk memberikan penilaian yang lebih akurat dan objektif mengenai sejarah dan misteri yang menyelimuti monumen agung bernama Borobudur.

"Borobudur bukan peninggalan Nabi Sulaiman"

Buku Seno Panyadewa “Borobudur bukan peninggalan Nabi Sulaiman”

Teori Fahmi Basya ini sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai teori ilmiah, melainkan hanyalah suatu pseudo-science (ilmu pengetahuan semu).

Oleh sebab itu, tidak ada cendikiawan dan para ahli sejarah yang tertarik membuat buku bantahan terhadap teori ini.

Berangkat dari hal inilah, maka Seno Panyadewa menyusun buku yang berjudul Misteri Borobudur dari berbagai sumber literatur baik yang berbentuk media cetak, maupun yang tersedia online di Internet.

Buku ini ditulis untuk membantah teori “Borodubur Adalah Peninggalan Nabi Sulaiman” (disingkat sebagai BAPNS dalam buku ini) karangan KH. Fahmi Basya.

Diawali dengan kutipan isi prasasti Kayumwungan yang merupakan bukti arkeologis tak terbantahkan bahwa Borobudur didirikan oleh Dinasti Sailendra yang beragama Buddha dari kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, buku ini disusun dalam 7 bab yang mengkaji teori BAPNS dari segi arkeologi, tinjauan ilmiah, ikonografi, arsitektur, dan bantahan umum lainnya.

Dari segi arkeologi misalnya, selain bukti prasasti, Seno Panyadewa juga menyajikan analisis paleografis atas tulisan kuno yang terpahat pada Candi Borobudur, bukti dari kitab-kitab kuno yang menyatakan pembangunan Candi Borobudur, dan catatan perjalanan para bhiksu dari Cina seperti Fa-Hien dan I-Tsing, yang semuanya dengan sangat meyakinkan membuktikan bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan agama Buddha Mahayana aliran Tantrayana yang dibangun pada sekitar abad ke-8 atau ke-9 Masehi.

Tak bisa dibuktikan Bobodubur dipindahkan dengan kecepatan 60.000 kali kecepatan cahaya

Teori Fahmi sendiri mengandalkan prasasti emas yang ditemukan di situs Candi Ratu Boko (yang dianggap istana ratu negeri Saba) sebagai bukti arkeologis BAPNS dengan mengatakan bahwa prasasti tersebut mengandung kalimat dari ayat Al-Quran, namun sesungguhnya prasasti tersebut berisi tulisan mantra pujian untuk Rudra (nama lain Dewa Siwa yang dipuja dalam agama Hindu).

Buku "kelemahan teori Borobudur adalah peninggalan nabi Sulaiman"

Buku rangkuman puluhan pemerhati dari sebuah forum yang diberi judul “Kelemahan teori Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman”

Candi Ratu Boko sendiri adalah miniatur vihara Abhayagiri (pusat studi agama Buddha di Sri Lanka pada abad ke-2 SM s/d abad ke-12 M) yang didirikan pada abad ke-8 M, yang kemudian digunakan sebagai tempat pemujaan agama Hindu ketika jatuh ke tangan raja yang beragama Hindu Siwaistis dalam perebutan tahta pada abad ke-9 M.

Teori BAPNS menyatakan bahwa Bobodubur dipindahkan dengan kecepatan 60.000 kali kecepatan cahaya, hal yang tidak mungkin secara ilmiah menurut teori relativitas Einstein yang belum dibuktikan.

Untuk mencapai 1x kecepatan cahaya saja, dibutuhkan sejumlah energi yang tak terbatas agar mempercepat objek dengan massa tertentu hingga dapat mencapai kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Apalagi jika 60.000 kali kecepatan cahaya.

Selain itu, dalam teori relativitas khusus dikatakan jika benda bergerak lebih cepat daripada cahaya, ia akan berpindah ke masa lampau yang akan menyalahi prinsip kausalitas di mana “akibat” terjadi sebelum “sebab”.

Dalam fiksi ilmiah, objek yang bergerak melebihi kecepatan cahaya dapat digunakan untuk menciptakan teleportasi dan mesin waktu, namun sampai saat ini para ilmuwan belum berhasil menemukan objek yang demikian. Inilah salah satu bantahan dari segi ilmiah yang dikemukakan dalam buku ini.

Antara Nabi Sulaiman dan pembangunan Borobudur terpaut sangat jauh

Bantahan yang paling masuk akal menurut Seno adalah dari segi ikonografi dan arsitektur Borobudur itu sendiri. Pada candi ini ditemukan sejumlah besar patung Buddha yang merupakan simbol khas agama Buddha dalam berbagai bentuk mudra (posisi tangan yang menyimbolkan makna spiritual tertentu dalam agama Hindu dan Buddha).

Agama Islam justru melarang membuat patung dari makhluk-makhluk hidup karena dianggap sebagai berhala sehingga bagaimana mungkin Nabi Sulaiman mendirikan patung-patung tersebut?

Bahkan relief-relief Candi Borobudur menceritakan kisah-kisah dari kitab Buddhis Mahayana seperti Karmavibhanga, Jatakamala, Lalitavistara, Avadana, dan Gandavyuha.

Dari segi arsitektur, Borobudur dibangun berdasarkan bentuk stupa (monumen Buddhis yang berfungsi menyimpan relik atau objek peninggalan orang suci lainnya) yang merupakan suatu visualisasi dari mandala (diagram geometris yang menggambarkan kosmologi tempat kediaman makhluk suci Mahayana sebagai alat visualisasi praktisi meditasi).

Mandala yang terkandung dalam Borobudur sendiri adalah gabungan dari Garbhadhatu Mandala dan Vajradhatu Mandala yang terdapat dalam kitab Maha Vairocana Sutra.

Sebagai penutup di buku itu tentang arsitektur, Seno juga menyajikan teori angka yang mendukung Borobudur sebagai bangunan peninggalan agama Buddha sebagai respon teori angka dari Fahmi Basya untuk menunjukkan bahwa teori angka mana pun dapat dicocokkan dengan makna simbolis Borobudur dan oleh karenanya bukan bukti yang menguatkan.

Bantahan umum lainnya disajikan dalam bab terakhir sebelum penutup buku ini, di antaranya tentang kapan Nabi Sulaiman hidup, kemungkinan beliau pernah menguasai Nusantara, dan letak negeri Saba sebenarnya.

Diperkirakan Nabi Sulaiman hidup kira-kira antara tahun 1200-800 SM yang jika dikaitkan dengan pembangunan Candi Borobudur, terpaut minimal 16 abad! Jika dikatakan hal ini bisa saja terjadi dengan kekuasaan Allah seperti yang diklaim para pendukung teori BAPNS, maka ini tidak bisa dikatakan sebagai teori ilmiah sama sekali, melainkan pseudo-science karena hal-hal demikian bukan ranah sains lagi.

Kerajaan Saba tetap berada di Timur Tengah dan Bangsa Jawa bukan leluhur Yahudi

Kerajaan Nabi Sulaiman yang diwarisi dari Nabi Daud terletak di daerah Timur Tengah dan sangat tidak mungkin menaklukkan Nusantara yang letaknya sangat jauh secara geografis, sedangkan negeri-negeri tetangga yang berdekatan tidak pernah dikuasainya.

Secara arkeologis telah ditemukan bukti keberadaan kerajaan Saba, di negara Yaman saat ini, yang menjadi bantahan bahwa kerajaan Saba terletak di Indonesia.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa teori BAPNS hanyalah “cocokologi” dari ayat-ayat Al-Quran yang dikaitkan dengan sejarah pembangunan Borobudur. Hal ini justru berpotensi menghilangkan kesakralan Al-Quran itu sendiri sebagai panduan hidup umat Islam dengan hanya dijadikan semacam “kitab primbon” untuk meramal masa depan atau menebak-nebak masa lampau.

Buku ini disajikan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan kaidah penulisan buku ilmiah (kecuali ketiadaan daftar pustaka yang menjadi referensi sumber buku ini, tetapi referensi sumber diberikan dalam catatan-catatan kaki), namun ia tetap membumi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan pembacanya.

Dengan demikian, walaupun pembaca mungkin tidak tertarik dengan segala macam teori tentang Borobudur, isi buku ini memberikan informasi yang patut kita ketahui tentang sejarah, arkeologi, ikonografi, dan arsitektur Candi Borobudur yang dirangkum secara ringkas, padat, dan jelas dari berbagai sumber penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan membaca buku ini para pembaca akan terbangkitkan minatnya untuk menggali lebih dalam sejarah leluhur bangsa Indonesia pada umumnya dan terinspirasi pada makna filosofis yang terkandung dalam Borobudur pada khususnya.

Lalu bagaimana dengan teori bangsa Jawa adalah nenek moyang dari bangsa Bani Israil? Ya tentu saja demi ilmu pengetahuan ikut runtuh semuanya bersama dengan teori “cocokologi” bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman A.S.

Ribuan korban kena tipu “teori cocokologi” Fahmi Basya

Membuka tabir rahasia yang menjadi penyebab awal KH. Fahmi Basya menulis buku Misteri Borobudur yaitu sebuah penemuan “password rahasia” di arupadhatu Borobudur, yang tersusun dalam angka : 84517.

Di tahun 1979 zaman Soeharto, ketika password ini ditemukan, Fahmi Basya pernah di penjara di LP Sukamiskin yang berdekatan dengan kamar tahanan Soekarno, ia bermimpi bertemu Soekarno yang mengangguk-angguk. Ini satu kode gaib mengenai misteri Borobudur.

diskusi-perpus-borobudur

Fahmi Basya berdiskusi di Bantul, Yogyakarta (foto: caknun.com).

Dengan password 84517 ini dapat membuka berangkas harta peninggalan masa silam yang apabila salah putar atau keliru membukanya kemungkinan akan meledak!

Jadi menurut Fahmi Basya, kita merdeka 17 Agustus 1945, itu bukan asal merdeka tetapi juga meninggalkan password 84517 supaya kita bisa membuka warisan masa silam negeri kita. Inilah sebab mengapa dalam mimpi Soekarno mengangguk-angguk.

Jadi susunan 84517 memang keramat dan magis, bukan susunan angka sembarangan, yang terkait misteri Borobudur. Maka orang yang menyusun password ini sudah mampu meramalkan tanggal kemerdekaan NKRI yang lebih hebat dari Joyoboyo.

Dari 17 Agustus 1945, angka 19 berhubungan dengan jumlah huruf dalam Bismillah. Dari susunan angka tersebut, dapat membuka kunci-kunci rahasia lain yang terpendam dibawah Borobudur. Selain hubungan Yahudi dengan Jawa, bahkan Fahmi Hamzah menyatakan bahwa kota Ya’juj dan Ma’juj sebagai Yogyakarta dan Mojokerto!

KH. Fahmi Basya (foto: twitter)

KH. Fahmi Basya (foto: twitter)

Dalam ekspedisi Borobudur ke 46 kalinya, bersama anak SMP, Fahmi Basya menceritakan kalau anak-anak sekolah sudah mempercayai bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman, melaui video di Youtube.

Jangan salah, korban-korban KH. Fahmi Basya tidak sedikit, mencapai ribuan, utamanya umat Islam.

Tidak semua Muslim bisa berpikir logis seperti beberapa kawan Muslim yang mengajukan pertanyaan keanehan tentang teori itu kepada Seno.

Hingga kini, buku KH. Fahmi Basya mencapai cetakan ke-5. Jika setiap cetakan terdiri dari 4 ribu eksemplar, maka kesesatan itu telah dibaca oleh hampir 20 ribu orang! Siapa yang harus bertanggung jawab?

Maka, Seno  membuat buku sanggahannya itu yang dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan klarifikasi terkait teori semu bahwa Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman.

Selain buku Seno Panyadewa yang berjudul “Borobudur bukan peninggalan Sulaiman”, ada pula buku e-book lainnya yang meyanggah teori ini dengan judul Kelemahan teori bahwa Borobudur adalah Peninggalan Nabi Sulaiman .

E-book itu adalah hasil penelitian dari berbagai pihak di suatu forum Indonesia yang akhirnya dirangkum dan dibuat digital alias di-ebook-kan dengan jumlah halaman hingga 70 lembar, yang menjelaskan bukti-bukti bahwa Borobudur adalah memang candi Budha.

Dalam e-book ini dijelaskan tentang relief,  mandala, denah, mudra, Gandavyuha, Cakravarti, svargga, gantha, denah borobudur, konsep makhluk hidup, bentuk-bentuk mudra, pengakuan dunia, Mendut, Pawon dan Borobudur, analisa relief, Life of the Historical Budha, kemiripan relief,  lalitavistara, cara membaca relief Candi Borobudur, tentang patung Budha, danau di sekeliling Borobudur, Bunga Padma, Early Evolution of stupa, Mudra Dhammacakka, Pradakshina dan banyak lainnya. (IndoCropCircles / berbagai sumber)

Pustaka:

borobudur versi alquran

Artikel Lainnya:

Misteri Tanah Punt: Ada Hubungan Firaun dengan Suku di Bengkulu?

Mungkinkah, Nusantara adalah The Atlantis yang Hilang dan Kini Dicari?

Ilmuwan Kaget!! Fosil di Siberia “Kerabat” Orang Papua!

Ditemukan di Sragen Jawa Tengah: “Homo Erectus Arkaik” Yaitu Homo Erectus Tertua Dunia

Terkuak, Torehan Kuno Tertua di Dunia Berasal dari Pulau Jawa

Manusia Jawa Purba Pernah Mendiami Eropa 700.000 Tahun Lalu

Ditemukan Bukti Peradaban Tertua: Lukisan Gua Prasejarah Indonesia Paling Tua Sejagad!

Temuan-Temuan Ini Sebut Peradaban Dunia Berasal dari Indonesia

Dahulu, wilayah bangsa Indonesia pernah menguasai lebih 2/3 Muka Bumi?

Misteri Tanah Punt: Ada Hubungan Firaun dengan Suku di Bengkulu?

Jejak Astronomis di Borobudur

10 Piramida Paling Mengagumkan di Dunia (Termasuk Borobudur & Situs Gn Padang)

10 Misteri Indonesia Yang Mungkin Belum Pernah Anda Ketahui Sebelumnya

Ribuan Tahun Lalu Nenek Moyang Kita Dikunjungi Astronot Bintang Lain

*****

Borobudur Peninggalan Sulaiman Dan Yahudi Adalah Keturunan Bangsa Jawa?

((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))

Pos ini dipublikasikan di Berita Hoax (Bohong), Misteri Indonesia. Tandai permalink.

14 Balasan ke Borobudur Peninggalan Sulaiman Dan Yahudi Adalah Keturunan Bangsa Jawa?

  1. Musafir berkata:

    Kadang orang pintar2 bodo dikasih kepintaran hanya untuk membodohi orang !!
    klo yg dicari org yahudi selama ini ada di bawah borobudur (sulaiman temple) mereka ga akan repot2 menjajah palestina dan mengali di bawah masjidil Aqsa, ingat yahudi itu bangsa yang diberi keistimewaan oleh Allah berupa kecerdasan hanya saja mereka sombong akan hal itu. Semua sejarah dan nubuat yg sudah disampaikan nabi Muhammad SAW kepada manusia benar adanya maka segeralah kembali kepada Al Quran dan Haddis agar kita tidak tersesat dan dibodohi orang…

  2. ratnaa berkata:

    Aku suka sama teorinya Fahmi basha. Bukti² nya akurat. dan aku meyakini itu. Asli artikelnya bagus banget.
    Batu dibawah Borobudur tuh masa iya isinya full batu. Pasti ada “ruangan” yg selama ini di cari. Dan semua itu rahasia Allah. Dan dijaga sendiri oleh Nya. Makanya penggaliannya di kecohkan ke tempat lain. Wallahu a’lam.
    Seandainya semua teori itu benar, dan Borobudur candi Islam. bisa² buyar sejarah dunia ini. Itu yg ditakutkan.

  3. jusuf sambara berkata:

    teori yang ngaco, nabi sulaiman kapan, borobudur pun kapan. dimana ketemunya

  4. hamba sahaya berkata:

    sudahlah mendingan gak usah bikin hoax kayak gini, malu2in , gak usah ikut2an kaum sebelah yg sering ngaku2 sukunya salah satu bangsa yahudi yang hilang

  5. HyaiDosoMuko berkata:

    sallamun alaikum
    Maaf..
    masih menurut pengalaman dan teori saya sendiri..
    Gerbang Setan Yajud Ma’jud ada di perairan Nusantara yang jelas tidak di pulau Jawa bukan pula Segoro Kidul..
    pernah membaca kidung dengan bahasa Jawa Kuno, di antara gunung Merapi dan Merbabu itu adalah letak candi yang di sembunyikan atau tersembunyi.
    Memang nyata Borobudur baru di buka pada abad 19 oleh orang Belanda yang pada saat itu di bawah kekuasaan Inggris.
    Saya mencintai Inggris bukan tanpa alasan.
    Negara nya benar benar menjajah tapi juga tak lupa memberi manfaat kepada jajahannya.

    Kerajaan Wangsa Syailendra itu memugar tidak membangun.
    Karena menurut saya candi Borobudur sudah ada jauh sebelum Wangsa Syailendra.

    Menurut hemat saya lagi, orang dulu tidak asal memberikan sebuah nama kepada suatu daerah.
    Pasti nama itu punya nilai historis pada masa lalu.

    Memang teori Fahmi Basa terlihat otak atik gatuk cocoklogi.
    Saya memang merasa konyol dengan teorinya.
    Tapi kenapa saya bisa meyakini bahwa apa yang di tuju adalah benar cuma jalan beliau kurang ilmiah atau jauh keluar dari ilmu teori yang orang awam lalui dan pelajari selama ini.

    Dulu ilmu ilmu sakti orang dahulu mereka asah dengan menggunakan rasa jiwa buana.
    Sekarang ilmu ilmu orang pada jaman sekitar 500 tahun an yang lalu di mulai nya mereka gunakan pola olah logika.

    Nah sekarang tugas kita adalah menggabungkan antara ilmu rasa dengab ilmu logika.
    Intinya antara roh dan raga harus se iya sekata.

    maaf panjang.
    wassalam

  6. e-one berkata:

    Pertanyaan yang belum bisa terjawab
    1. berapa sebenarnya umur batu diborobudur?
    2. dari mana bahan batuan yang berat dan jumlahnya sangat banyak berasal dan bagaimana membawanya keatas bukit?
    3. mengapa di candi ratu boko yang luas itu bisa kosong melompong, kemana isinya?

  7. Radit berkata:

    Jadi panjang2 artikelnya, kesimpulannya apa nih 😂😂?

  8. fauzi berkata:

    ..BismIllah..
    saya sudah membaca kedua artikelnya. Artikel yg mendukung teori Fahmi dan artikel (ini) yg menyanggah teori tersebut. Bahkan kedua blognya sudah sy subscribe.
    Tapi sy masih bingung.
    Semakin banyak pertanyaan yg muncul setelah saya membaca keduanya. Dan saya belum menemukan jawabannya dari keduanya.
    Bagi yg tau tempat yg membahas kedua buku ini lebih detail, tolong beritau saya. Trimakasih.
    Semoga Allah melindungi kita dari berbagai macam pembodohan..

  9. rumahbagussite berkata:

    Semuanya bisa berteori dgn ilmu nya masing2 Dan ngak ada yg salah dgn keduanya………sekarang tinggal pihak pemerintah dgn LIPI nya yg mengkaji, jgn terkesan diam saja pemerintah

  10. kaka setyawan berkata:

    entah mana yang benar mana yang salah dari dua artikel diatas?>…yang mengganjal di benak saya,sejarah 32 tahun orde baru aja kayaknya kacau alias gagal paham. apa lagi sejarah masa lampau/? kita tau bahwa negeri ini dijajah selama 350thn [tiga setengah abad].apakah mereka cuma menjajah atau sekaligus mengaburkan sejarah tentang negeri ini???dan kita percaya saja..entahlah..

  11. ipanase berkata:

    banyak yang percaya lho, cocoklogi

  12. HH berkata:

    kenapa para biksu botak, sedangkan yg menurutnya budha di borobudur berambut keriting?

  13. Borobudur mungkin memang peninggalan nabi sulaiman, namun pemahaman puzzle ke borobudur pak fahmy cenderung ke pemahaman yg dibuatnya sendiri, bkn yg murni dari kebenaran yg sesuai di akhir zaman ini. Beliau harus mempelajari hadits2 akhir zaman seluruhnya dahulu, agar beliau tahu apa saja yg terjadi di zaman ini..

  14. Tedi purnomo berkata:

    Jangan jadi orang sok ngaku ngaku malu dengan fakta

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.