Tragedi Dyatlov Pass 1959: Lihat Bola Api, 9 Hikers Tewas Misterius

Tragedi “Dyatlov Pass” Yang Melegenda:
Bola Api Terlihat Melayang, Lalu 9 Hikers Tewas Misterius

The Dyatlov Pass Incident: The Greatest Unsolved Mystery of The Modern Age

Tragedi Dyatlov Pass atau Dyatlov Pass Incident (Kejadian Dyatlov Pass) adalah tragedi kematian misterius sembilan dari sepuluh pejalan kaki dengan mengguunakan ski (ski hikers), di Pegunungan Ural Utara, di Uni Soviet pada tanggal 2 Februari 1959 silam.

Insiden ini sangat terkenal di dunia, apalagi untuk peneliti misteri, konspirasi, ufologist hingga cryptologist, karena tragedi ini masih diselimuti kesimpang-siuran hipotesa, dugaan dan kesimpulan dari banyak kalangan di berbagai belahan dunia.

Mereka para korban yang tewas secara misterius ini adalah kelompok trekking profesional dan berpengalaman, yang semuanya berasal dari Institut Politeknik Ural (Ural Polytechnical Institute), setelah mereka mendirikan tenda di lereng Kholat Syakhl atau yang lebih dikenal dengan “the Dead Mountain” (Gunung Kematian), saat bencana melanda mereka semua.

Peta lokasi tragedi Dyatlov Pass di Pegunungan Ural Utara (tanda bulatan) , yang berada di wilayah Uni Soviet (sekarang Rusia)

Tragedi Dyatlov Pass

Awal tragedi itu terjadi pada malam hari  di sekitar tenda mereka, ada sesuatu atau sebuah kejadian yang masih misterius, yang menurut peneliti, mungkin sangat menakutkan atau mengerikan yang mengancam nyawa mereka.

Hal itu membuat mereka membuka pintu tenda dari arah dalam secara paksa dengan pisau atau sejenisnya, melarikan diri keluar tenda lalu berlarian dari tempat perkemahan tersebut. Bahkan beberapa dari mereka keluar dari tenda dengan pakaian dalam saja, tanpa jaket, ditengah hujan salju dengan suhu di bawah nol derajat!

Para peneliti dari Soviet menetapkan bahwa enam korban tewas karena hipotermia, sementara mayat yang lain menunjukkan tanda-tanda telah terjadinya trauma fisik yang mengerikan.

Satu korban mengalami tengkorak yang retak, sementara yang lainnya mengalami kerusakan otak dalam, namun tanpa adanya tanda kerusakan pada tengkorak mereka. Selain itu anggota tim wanita, ditemukan tewas tanpa lidah dan matanya, alias hilang.

Salah satu foto terakhir dari roll film pada kamera milik salah satu timnya yang ditemukan, kemudian rol film dicetak, memperlihatkan tim Dyatlov Pass sedang jalan beriringan dengan ski mereka ditengah cuaca buruk di Pegunungan Ural, Uni Soviet.

Penyelidikan menyimpulkan bahwa “kekuatan yang tidak diketahui” telah menyebabkan kematian mereka. Akibatnya, akses ke wilayah tersebut ditutup untuk pejalan kaki amatir dan ekspedisi selama tiga tahun setelah kejadian tersebut.

Kemudian wilayah tersebut diberi nama “Dyatlov Pass” (jalur jalan  Dyatlov) (61°45′17″N 59°27′46″E), untuk menghormati pemimpin kelompok tersebut yang bernama Igor Dyatlov.

Kronologi tragedi ini masih belum pasti karena tak ada korban yang selamat. Beberapa penjelasan telah diajukan mengenai penyebabnya, termasuk: karena serangan hewan tak dikenal, hipotermia, longsoran salju, kepanikan yang diinduksi oleh infrasound (infrasonik), keterlibatan militer atau kombinasi dari hal-hal tersebut.

Berikut kronologi dari hasil penelitian

Dari catatan buku harian (diary book) dan kamera yang ditemukan di sekitar perkemahan terakhir mereka memungkinkan para peneliti untuk melacak rute kelompok sampai pada hari sebelum kejadian tersebut terjadi.

Diawali oleh sebuah kelompok yang dibentuk untuk perjalanan menggunakan ski melintasi pegunungan Ural bagian utara di Oblast Sverdlovsk. Kelompok ini dipimpin oleh Igor Dyatlov, terdiri dari delapan pria dan dua wanita. Sebagian besar adalah mahasiswa atau lulusan dari Ural Polytechnical Institute (sekarang Ural Federal University), mereka adalah:

  1. Igor Alekseievich Dyatlov, pemimpin kelompok tersebut (umur 23)
  2. Yuri Nikolaievich Doroshenko (umur 21)
  3. Lyudmila Alexandrovna Dubinina (Lyuda) (umur 20)
  4. Yuri Alexeievich Krivonischenko (Georgiy) (umur 23)
  5. Alexander Sergeievich Kolevatov (umur 24)
  6. Zinaida Alekseevna Kolmogorova (Zina) (umur 22)
  7. Rustem Vladimirovich Slobodin (Rustik) (umur 23)
  8. Nicolai Vladimirovich Thibeaux-Brignolles (Kolya) (umur 23)
  9. Semyon Alexandrovich Zolotaryov (Sasha) (umur 38)
  10. Yuri Yefimovich Yudin (tidak ikut karena sakit), meninggal pada tanggal 27 April 2013 (umur 75)

Salah satu anggotanya, Yuri Yudin, dipaksa untuk kembali karena sakit. Kelompok yang tersisa dari sembilan orang melanjutkan perjalanan. Semua anggota ini berpengalaman dalam tur ski yang panjang dan juga pada ekspedisi pegunungan.

The Dyatlov Pass Members

Memulai perjalanan

Pada tanggal 27 Januari, mereka memulai perjalanannya menuju Otorten dari Vizhai. Tujuan dari ekspedisi tersebut adalah untuk mencapai Otorten, sebuah gunung yang terletak 10 kilometer (6,2 mil) arah utara dari lokasi kejadian tersebut. Rute ini diperkirakan sebagai Kategori III, yang paling sulit.

Pada tanggal 31 Januari, kelompok tersebut tiba di tepi daerah dataran tinggi dan mulai bersiap untuk mendaki. Di lembah yang berhutan mereka mempersiapkan lebih banyak makanan dan peralatan yang akan digunakan untuk perjalanan pulang.

Yuri Yefimovich Yudin (tidak ikut karena sakit), meninggal pada tanggal 27 April 2013 (umur 75)

Keesokan harinya (1 Februari), para pejalan kaki mulai bergerak melewati celah. Sepertinya, mereka berencana untuk melewati celah tersebut dan berkemah pada malam berikutnya di sisi yang berlawanan.

Namun karena kondisi cuaca yang memburuk dengan terjadinya badai salju dan penurunan visibilitas, maka mereka kehilangan arah dan menyimpang ke barat, naik ke puncak Kholat Syakhl.

Ketika mereka menyadari kesalahan mereka, kelompok tersebut memutuskan untuk berhenti dan mendirikan kemah di lereng gunung.

Mereka lebih baik berhenti berjalan, daripada harus bergerak kembali sejauh 1,5 kilometer (0,93 mi) menuruni lereng ke daerah berhutan yang akan memberikan tempat berlindung dari cuaca buruk yang sedang terjadi.

Yudin, satu-satunya yang selamat karena urung ikut akibat sakit menyakini, bahwa Dyatlov mungkin tidak ingin kehilangan ketinggian yang telah mereka lalui, atau dia memutuskan untuk sekalian berlatih berkemah di lereng gunung itu untuk menunggu cuaca yang mungkin akan jauh lebih baik di esok harinya.

Jejak perjalanan tim Dyatlov Pass (61°45′17″N 59°27′46″E)

Hilang tak ada kabar maka pencarian mulai dilakukan

Sebelum pergi, Dyatlov telah setuju untuk mengirimkan telegram segera, ke klub olah raga mereka setelah kelompok tersebut kembali ke Vizhai, selambat-lambatnya 12 Februari. Namun Dyatlov telah memberitahu Yudin, sebelum kepergiannya dari kelompok tersebut, bahwa dia memperkirakan petualangan ini akan lebih lama.

Ketika tanggal 12 Februari berlalu dan tidak ada pesan yang diterima, belum ada reaksi yang dilakukan dengan segera, karena penundaan beberapa hari biasa terjadi pada ekspedisi seperti ini.  Tapi hal ini tidak lagi dibiarkan, sampai pada akhirnya kerabat kelaurga para pelancong menuntut segera dilakukan operasi penyelamatan pada 20 Februari.

Pada tanggal 20 Februari, kepala institut tersebut mengirim kelompok penyelamatan pertama, yang terdiri dari sukarelawan siswa dan guru. Kemudian, tentara dan pasukan Militsiya (polisi sipil Soviet) akhinya diperintahkan untuk bergabung dalam operasi penyelamatan dengan melibatkan juga pengerahan pesawat terbang dan helikopter.

Tim SAR menyusuri jejak dan mencari korban yang mungkin tertimbun salju dengan munusuk-nusuk salju disekitarnya dengan tongkat untuk menemukan mayat tim Dyatlov Pass yang hilang.

Pada tanggal 26 Februari, para pencari menemukan kelompok tenda yang ditinggalkan dan rusak parah di Kholat Syakhl. Tempat perkemahan yang ditingggalkan begitu saja membingungkan tim pencarian.

Mikhail Sharavin, siswa yang menemukan tenda itu, mengatakan “tenda itu setengah dirobohkan dan diselimuti salju, kosong, dan semua barang dan barang milik kelompok tertinggal.” 

Penyidik ​​mengatakan bahwa tenda tersebut telah dibuka dari dalam. Ada delapan atau sembilan set jejak kaki yang ditinggalkan oleh orang-orang yang hanya mengenakan kaus kaki, satu sepatu atau bahkan bertelanjang kaki.

Jejak diikuti, mengarah ke tepi hutan terdekat, di sisi sebuah celah, berjarak 1,5 kilometer (0,93 mil) ke  arah timur laut. Namun, setelah 500 meter (1.600 kaki), lintasan ini ditutupi salju.

Tim SAR berhasil menemukan tenda (camp) milik tim Dyatlov Pass pada 20 February 1959, yang telah rusak dan kosong ditinggal. Dari penelitian, pintu tenda dibuka paksa dari dalam oleh sejenis pisau. Dan para anggota keluar tenda dengan pakaian seadanya, bahkan dengan kaki telanjang dibawah suhu nol derajat.

Penemuan para korban

Penemuan kesembilan korban terbagi menjadi dua karena tak ditemukan secara langsung pada sekali operasi pencarian.

  • Penemuan korban pada pencarian SAR pertama

Di tepi hutan, di bawah pohon Cedar yang besar, para pencari menemukan sisa-sisa api kecil yang terlihat, bersama dengan dua mayat pertama, yaitu:

1. Yuri Alexeievich Krivonischenko (Georgiy) (umur 23), dan
2. Yuri Nikolaievich Doroshenko (umur 21)

Tampak batang pohon dekat ditemukannya mayat yang cabang-cabangnya telah rontok setinggi 5 meter.

Mayat mereka ditemukan tanpa baju, celana dan jekat yang lengkap, yaitu hanya mengenakan pakaian dalam mereka.

Selain itu, ditemukan juga cabang-cabang pada sebuah pohon di dekat mereka setinggi lima meter yang telah rontok.

Hal ini menunjukkan bahwa salah satu dari mereka berusaha memanjat untuk mencari sesuatu, mungkin mencari kamp perkemahan mereka.  

Atau, bisa juga mereka berusaha naik ke atas pohon untuk menghindari sesuatu atau seseorang.

Antara pepohonan Cedar dan kamp / tenda, para tim pencari berhasil menemukan tiga mayat lagi, yaitu:

3. Igor Alekseievich Dyatlov, pemimpin kelompok tersebut (umur 23)
4. Zinaida Alekseevna Kolmogorova (Zina) (umur 22), dan
5. Rustem Vladimirovich Slobodin (Rustik) (umur 23)

Mayat mereka tampaknya meninggal dalam pose-pose yang menyarankan agar mereka kembali ke tenda. Mereka semua ditemukan terpisah pada jarak 300, 480 dan 630 meter dari pohon. 

Sejauh ini tim pencari sudah menemukan lima korban dari sembilan anggota hikers yang hilang. Sementara itu, sisa anggota lainnya yang berjumlah empat orang, belum ditemukan. Mencari sisa empat pelancong memakan waktu lebih dari dua bulan.

Tim SAR menemukan mayat Rustem Vladimirovich Slobodin (umur 23) yang tertimbun salju dengan kepala tertelungkup.

  • Penemuan korban pada pencarian SAR kedua 

Pada tanggal 4 Mei, tim pencari akhirnya menemukan sisa dari empat korban lainnya dibawah salju sedalam empat meter di sebuah jurang, lokasinya 75 meter lebih jauh ke hutan dari pohon Cedar sebelumnya, yaitu:

6. Lyudmila Alexandrovna Dubinina (Lyuda) (umur 20),
7. Alexander Sergeievich Kolevatov (umur 24),
8. Nicolai Vladimirovich Thibeaux-Brignolles (Kolya) (umur 23), dan
9. Semyon Alexandrovich Zolotaryov (Sasha) (umur 38)

Keempatnya berpakaian lebih komplit daripada yang lain, dan ada tanda-tanda bahwa mereka yang telah tewas pada pencarian pertama, rupanya melepaskan pakaian mereka kepada yang lain. Zolotariov memakai topi dan mantel bulu imitasi milik Dubinina, sementara kaki Dubinina terbungkus sepotong celana wol milik Krivonishenko.

Hal lain yang patut diperhatikan selain empat pejalan kaki yang tersisa ini adalah kamera di leher Zolotariov. Kamera itu tidak dilaporkan sebagai bagian dari peralatan. Selain itu, film di kamera tersebut dilaporkan telah rusak oleh air.

Tragedi Dyatlov Pass 1959 victim location map

Otopsi dan Investigasi

Pemeriksaan mayat sudah dimulai setelah menemukan lima mayat pertama. Pemeriksaan medis tidak menemukan luka yang mungkin menyebabkan kematian mereka. Akhirnya disimpulkan bahwa mereka semua meninggal karena hipotermia. Slobodin memiliki luka denggan celah kecil di tengkoraknya, tapi tidak dianggap sebagai luka yang fatal.

Namun, pemeriksaan terhadap empat mayat yang ditemukan terakhir, pada bulan Mei, menggeser hipotesa tentang kemungkinan yang terjadi selama penelitian sebelumnya terhadap lima mayat yang ditemukan pada kali pertama.

Tiga pejalan kaki dengan ski pada penemuan kedua ini, mengalami luka fatal, yaitu memiliki kerusakan tengkorak yang besar, sedangkan Dubinina dan Zolotarev mengalami patah tulang dada.

Menurut Dr. Boris Vozrozhdenny, kekuatan yang dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan semacam itu harus sangat tinggi, jika dibandingkan mirip dengan kekuatan pada kecelakaan mobil. 

Dari kiri ke kanan: Lyudmila Dubinina (Lyuda) (20), Yuri Krivonischenko (Georgiy) (23), Rustem Slobodin (Rustik) (23) dan dibawah adalah Zinaida Kolmogorova (Zina) (22).

Apalagi mayat tersebut tidak memiliki luka eksternal yang berhubungan dengan patah tulang yang seolah-olah mereka mengalami tekanan yang sangat tinggi.

Namun, luka luar yang besar ditemukan pada Dubinina, yang kehilangan lidah, mata, dan bagian bibirnya, serta jaringan wajah dan fragmen tulang tengkorak. 

Dia juga memiliki maserasi pada kulit (berupa bercak) yang luas di tangannya.

Diklaim, bahwa Dubinina ditemukan terbaring telungkup di sebuah sungai kecil yang membentang dibawah salju dan luka luarnya sesuai dengan pembusukan di lingkungan yang basah, yang tidak mungkin terkait dengan kematiannya.

Ada spekulasi awal bahwa orang-orang asli Mansi mungkin telah menyerang dan membunuh kelompok tersebut karena melanggar batas tanah mereka, namun penyelidikan mengindikasikan bahwa sifat kematian mereka tidak mendukung hipotesis ini.

Hanya jejak mereka saja yang terlihat dan tidak menunjukkan adanya pertengkaran dengan kelompok lain atau pada suku Mansi, yaitu suku asli pedalaman di daerah Khanty–Mansia di Russia.

Meskipun saat itu suhu sangat rendah, sekitar -25 sampai -30° C (-13 sampai -22° F) dengan hembusan angin kencang, namun sebagian yang tewas hanya menggunakan pakaian biasa.

Beberapa dari mereka hanya memakai satu sepatu, sementara yang lain tidak memakai sepatu atau hanya memakai kaus kaki. Beberapa dari mereka ditemukan dengan kaki terbungkus snips dari pakaian robek yang sepertinya dipotong dari pakaian mereka yang sudah meninggal.

Laporan dari para Jurnalis

Para wartawan melaporkan berita dari bagian-bagian investigasi yang tersedia dari berkas pemeriksaan yang menyatakan bahwa hal tersebut dinyatakan:

  • Enam anggota kelompok meninggal karena hipotermia dan tiga luka fatal.
  • Tidak ada indikasi orang lain di dekat Kholat Syakhl selain dari sembilan pelancong.
  • Tenda itu telah dibuka dari dalam.
  • Korban telah meninggal 6 sampai 8 jam setelah makan terakhir mereka.
  • Jejak dari kamp menunjukkan bahwa semua anggota kelompok meninggalkan perkemahan dengan kemauan sendiri dan dengan berjalan kaki.
  • Untuk menghilangkan teori serangan oleh orang-orang asli Mansi, Dr. Boris Vozrozhdenny menyatakan bahwa luka fatal dari ketiga mayat tersebut tidak mungkin disebabkan oleh manusia lain, “karena kekuatan pukulan untuk menyebabkan patah tulang harus sangat kuat dan tidak lembut dan membuat jaringan akan rusak “. 
  • Dokumen yang dirilis tidak berisi informasi tentang kondisi organ internal para pejalan dengan ski ini.
  • Tidak ada korban selamat dari kejadian tersebut.

Pada kesimpulan oleh jurnalis dari penelitian tersebut, semua anggota kelompok tampak meninggal karena kekuatan alam. Pemeriksaan tersebut secara resmi dihentikan pada bulan Mei 1959 sebagai akibat tidak adanya pihak yang bersalah.

Berkas-berkas dari penyelidikan itu kemudian dikirim ke penyimpanan arsip yang rahasia, dan fotokopi dari kasus tersebut baru boleh dirilis dan tersedia di  era tahun 1990-an, namun beberapa bagian dari hasil penelitian sudah hilang.

Kontroversi tentang investigasi

Dari bebrapa investigasi yang telah dilakukan, masih ada ada beberapa kontroversi yang akhirnya muncul mengenai hal itu. Beberapa hasilnya masih dipertanyakan, diantaranya adalah:

  • Misteri kulit mayat berwarna kuning kecoklatan

Yury Kuntsevich, yang pada masa itu berusia 12 tahun, yang kemudian menjadi kepala Yekaterinburg dari yayasan Dyatlov Foundatio, menghadiri lima pemakaman para pejalan kaki dengan ski ini, dan mengingat kulit mereka berwarna kuning kecoklatan. 

  • Misteri Bola Cahaya melayang di dekat lokasi

Ada dua kelompok pendaki lain saat itu, yang salah satunya berada sekitar 50 kilometer selatan dari kejadian, melaporkan bahwa mereka melihat bola cahaya aneh berwarna oranye di langit pada malam itu.

Bola bercahaya itu terlihat oleh kelompok pendaki lain berada di utara pada malam kejadian tersebut, yang lebih dekat di sekitar tempat kejadian. Bola cahaya yang sama juga teramati di Ivdel dan daerah sekitarnya tsecara trus selama periode dari bulan Februari sampai Maret 1959, oleh berbagai saksi independen (termasuk dinas meteorologi dan militer).

Hasil jepretan kamera asli dari salah satu foto terakhir di roll film salah satu Tim Dyatlov Pass yang berhasil dicatak. Pada foto asli ini memperlihatkan bola cahaya misterius yang melayang. Para peneliti menyayangkan hasil jepretan ini karena lensa kamera yang tidak fokus.

Beberapa kemungkinan akibat tragedi The Dyatlov Pass dari penelitian independen

  • Teori Longsoran Salju
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e3/Avalanche_on_Everest.JPG/320px-Avalanche_on_Everest.JPG

Longsor salju (avalanche)

Salah satu teori yang populer sejak awalnya adalah, bahwa telah terjadi longsoran salju  yang menyebabkan kematian para hiker.

Perihal terkena longsoran salju ini sebenarnya ada sejak saat itu, dan sudah dipertanyakan.

Namun beberapa bukti dari lapangan justru menunjukkan hal yang bertentangan dengan teori longsoan salju (avalanche), yang meliputi:

  • Lokasi kejadian tersebut tidak memiliki tanda-tanda longsor yang jelas terjadi. Longsor akan meninggalkan pola dan puing-puing tertentu yang tersebar di wilayah yang luas. Mayat yang ditemukan dalam waktu sepuluh hari setelah kejadian ditutupi dengan lapisan salju yang sangat dangkal dan, apakah ada kekuatan longsoran salju yang cukup untuk menyapu bersih mayat-mayat partai kedua yang ditemukan, yang pastinya juga akan tersapu bersih. Hal ini akan menyebabkan luka yang lebih serius dan berbeda. Dan dalam proses  ini tak mungkin merusak cabang-cabang pohon berjenis cedar.
  • Lebih dari seratus ekspedisi ke wilayah tersebut telah dilakukan sejak kejadian tersebut, dan tidak satupun dari mereka pernah melaporkan kondisi yang mungkin membuat longsor. Sebuah studi di wilayah tersebut yang menggunakan fisika terkait medan, terkini mengungkapkan bahwa lokasi tersebut sama sekali tidak mungkin terjadi longsoran semacam itu. “Kondisi berbahaya” yang ditemukan di area lain di dekatnya (yang memiliki lereng curam dan cornice yang curam) diamati pada bulan April dan Mei saat hujan salju ketika musim dingin mulai mencair. Selama bulan Februari, saat kejadian terjadi, tidak ada kondisi seperti itu.
  • Analisis kemiringan medan pada lokasi, kemiringan di lokasi kejadian menunjukkan bahwa tak mungkin terjadi longsoran salju, bahkan jika terjadi longsoran harus spesifik, karena lokasi akan terelakkan karena lintasan longsoran akan melewati tenda. Lalu akan runtuh secara lateral tapi tidak horizontal. Perlu diingat kembali bahwa mereka berpengalaman dalam  hal ini, termasuk bagaimana mencari lokasi untuk membuat kamp / tenda.
  • Dyatlov adalah seorang pemain ski berpengalaman, dan Alexander Zolotarev yang jauh lebih tua belajar untuk mendapatkan gelar Masters Certificate dalam bidang instruksi ski dan hiking gunung (Masters Certificate in ski instruction and mountain hiking). Jadi, tak satu pun dari kedua pria ini memiliki kemungkinan akan berkemah di lokasi tempat jalan longsoran salju yang potensial bisa terjadi.
  • Teori Serangan Beruang

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/9/97/Medvedattack.jpgAda pula teori yang menyatakan bahwa para hikers diserang oleh beruang (bear attack), dan membuat mereka panik hingga ke luar tenda dengan pakaian dalam walau sedang terjadi cuaca buruk yang dapat mematikan mereka?

Dan jika hal itu memang terjadi, teori ini akan menyebabkan luka atau trauma fisik yang dilakukan beruang pada beberapa mayat.

Lalu, apakah beberapa cabang pohon yang rusak, karena mereka mencoba untuk memecahkan kayu? Apakah kemudian kayu itu digunakan untuk menghalau atau mengusir beruang?

Bagaimana bisa, usaha mereka tersebut hingga bisa merobek kulit pohon berkayu keras dengan cepat, sekaligus sampai mematahkan batang-batang pohon, hingga setinggi 5 meter? Hal ini belum ada yang dapat menjawabnya.

  • Infrasound (infrasonic)

Hipotesis lain yang dipopulerkan oleh buku Donnie Eichar pada tahun 2013, Dead Mountain adalah: adanya angin yang berkeliaran di sekitar Gunung Holatchahl yang dapat menciptakan “Jalan Pusaran Kármán” atau “Kármán vortex street”, yang dapat menghasilkan infrasonik atau gelombang sangat rendah yang mampu memicu serangan panik pada manusia.

Teori ini termasuk yang terbaru, karena secara saintifik telah dapat dibuktikan bahwa gelombang sangat rendah dapat mempengaruhi otak dan dapat memicu panik dan ketakutan pada manusia, bahkan dapat menrusak organ dalam tubuh manusia.

  • Percobaan Militer

Bom “Blockbusters” mengembangkan tekanan udara yang sangat besar disekitarnya, yang dapat merobek paru-paru dan gendang telinga manusia bahkan organ lainnya.

Beberapa orang percaya tragedi itu adalah sebuiah kecelakaan militer yang kemudian ditutup. Ada catatan tentang “ranjau parasut” atau “parachute mines” yang pada masa kini disebut sebagai “blockbuster bomb”, yang sedang diuji oleh militer Rusia di daerah sekitar waktu pejalan kaki berada di sana. 

Blockbuster bomb meledak satu atau dua meter sebelum menyentuh tanah dan dapat menghasilkan kerusakan yang serupa seperti yang dialami oleh para hiker ski tersebut, yang mana dapat menghasilkan kerusakan organ internal yang berat dengan trauma eksternal yang sangat sedikit.

Adapun bola bercahaya atau “ball lighting” yang dilaporkan oleh beberapa saksimata terlihat di langit sekitar tempat kejadian, mungkin disebabkan oleh persenjataan semacam itu.

Teori ini adalah mungkin setelah percobaan peledakan dengan menggunakan hewan yang matinya nyaris sama, yaitu hidung, lidah dan kaki yang hilang. Peneliti  percaya bahwa jenazah telah dipindahkan. Foto-foto pada tenda menunjukkan bahwa pintu tenda rupanya dipasang salah, sesuatu yang tak mungkin dilakukan oleh hiker ski yang telah berpengalaman.

Teori ini berspekulasi tentang “senjata radiologi” atau “radiological weapons”, sebagian didasarkan pada temuan radioaktivitas pada beberapa pakaian dan juga tubuh yang digambarkan juga oleh keluarga, karena memiliki kulit oranye dan rambut abu-abu.

Namun, penyebaran radioaktif pastinya akan mempengaruhi semua hikers pada saat itu dan juga pada peralatan, bukan hanya sebagian saja. Dan terjadinya perubahan warna kulit dan rambut dapat dijelaskan dengan proses alami “mumifikasi” setelah tiga bulan terpapar pada angin yang sangat dingin.

Selanjutnya, penekanan awal dari pemerintah Soviet pada file-file dan berkas mengenai hilangnya kelompok oleh pihak berwenang Soviet disebut sebagai “penutupan bukti”.

Namun penyembunyian informasi mengenai insiden di wilayah domestiknya adalah prosedur standar Uni Soviet, oleh karena itu maka jauh dari suatu hal yang memicu keanehan. Dan pada akhir 1980-an, semua file Dyatlov telah dirilis dengan cara tertentu, yaitu sudah tidak komplit lagi.

  • Paradoks Buka Baju (Paradoxical undressing)

IScience Times pernah mengemukakan bahwa kematian para hikers ini disebabkan oleh hipotermia, yang dapat menyebabkan perilaku yang dikenal sebagai “Paradoxical Undressing”, di mana pada saat mengalami hipotermia atau kedinginan, mereka melepaskan pakaian sebagai respons terhadap perasaan yang dirasakan terbalik (paradox) yaitu justru sebagai sebuah kehangatan yang sangat, membuat badan terasa terbakar.

Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh yang berperan sebagai pengatur suhu badan, mengalami kesulitan atau ketidakmampuan untuk mengatasi tekanan suhu yang sangat dingin. Enam dari sembilan pejalan kaki meninggal karena hipotermia memang sudah tidak terbantahkan lagi.

  • Pertemuan Cryptozoological (makhluk/binatang yang belum diketahui)

The Discovery Channel pada tahun 2014 silam pernah merilis sebuah program khusus yang berjudul: “Yeti Rusia: The Killer Lives”.

Program tersebut mengeksplorasi teori kriptozoologi bahwa kelompok Dyatlov dibunuh oleh “Menk” atau Yeti Rusia.

Cryptozoology adalah ilmu tentang hewan yang masih tersembunyi, atau dapat berarti pencarian terhadap hewan yang keberadaannya belum terbukti.

Hal ini meliputi pencarian spesimen hidup dari hewan yang dianggap telah punah, misalnya dinosaurus atau hewan yang keberadaanya kurang terbuktikan secara fisik namun muncul dalam mitos, legenda, atau dilaporkan, misalnya Bigfoot atau Yeti,  Chupacabra dan lainnya.

Program “Yeti Rusia: The Killer Lives” itu dimulai dengan prolog, bahwa cedera para pejalan kaki dengan ski ini terjadi sedemikian rupa sehingga hanya makhluk dengan kekuatan super yang bisa menyebabkan cedera pada tubuh mereka. Namun episode ini tidak menemukan bukti bahwa Yeti Rusia itu memang ada. Cerita pun masih menggantung dengan ketidakpastian.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/52/%D0%9F%D0%B0%D0%BC%D1%8F%D1%82%D0%BD%D0%B8%D0%BA_%D0%B4%D1%8F%D1%82%D0%BB%D0%BE%D0%B2%D1%86%D0%B0%D0%BC_%D0%BD%D0%B0_%D0%9C%D0%B8%D1%85%D0%B0%D0%B9%D0%BB%D0%BE%D0%B2%D1%81%D0%BA%D0%BE%D0%BC_%D0%BA%D0%BB%D0%B0%D0%B4%D0%B1%D0%B8%D1%89%D0%B5.jpg/640px-%D0%9F%D0%B0%D0%BC%D1%8F%D1%82%D0%BD%D0%B8%D0%BA_%D0%B4%D1%8F%D1%82%D0%BB%D0%BE%D0%B2%D1%86%D0%B0%D0%BC_%D0%BD%D0%B0_%D0%9C%D0%B8%D1%85%D0%B0%D0%B9%D0%BB%D0%BE%D0%B2%D1%81%D0%BA%D0%BE%D0%BC_%D0%BA%D0%BB%D0%B0%D0%B4%D0%B1%D0%B8%D1%89%D0%B5.jpg

Sebuah tugu bernama makom bernama Mikhajlov Cemetery di Yekaterinburg untuk mengenang para korbang tragedi Dyatlov Pass (wikimedia)

Dampak-dampak setelah tragedi The Dyatlov Pass

Setelah kejadian tragedi Dyatlov Pass yang masih misterius hingga kini, kemudian timbullah banyak buku, novel, film dan sejenisnya yang beredar kemudian, bahkan hingga yayasan Dyatlov. Diantara beberapa buku, novel dan film yang beredar memang fiksi belaka, diantaranya adalah:

Novel The Highest Degree of Complexity (1967) oleh penulis dan jurnalis Sverdlovsk Yuri Yarovoi. Buku The Price of State Secrets Is Nine Lives oleh Anatoly Gushchin.

Dari buku ke film dokumenter The Mystery of Dyatlov Pass (2000). Namun, semua buku dan film diatas lebih bersifat fiksi dan cerita, bukan kenyataan atau bukan dari hasil investigasi. Tak hanya itu saja, beberapa Insiden tersebut mendapat perhatian lebih luas pada media populer di luar Rusia pada 2010, yaitu:

  • Anatoly Guschin, The Price of State Secrets Is Nine Lives, 1990.
  • Panayiotis Panagopoulos, Penulis Yunani mengangkut kejadian tersebut ke lereng Gunung Olympus untuk novelnya pada tahun 2011: To Perasma tou Ignatiou (The Ignatius Pass).
  • Episode of Dark Matters 2012: Twisted But True, yang menceritakan tentang kejadian tersebut.
  • Insiden Dyatlov Pass (alias Devil’s Pass ), sebuah film yang disutradarai oleh Renny Harlin , dirilis pada 28 Februari 2013 di Rusia, dan 23 Agustus 2013 di Amerika Serikat. Film ini diikuti lima siswa Amerika yang ikut menapak langkah para korban, namun sebagai karya fiksi, ada beberapa kesalahan dalam menggambarkan kejadian awal, misalnya membalikkan nama korban.
  • Insiden tersebut menonjol dalam novel City of Exiles tahun 2012 oleh Alec Nevala-Lee.
  • Insiden tersebut ditampilkan di talk show Rusia: Let Them Talk selama dua jam khusus pada bulan April 2013.
  • National Geographic, Russia’s Mystery Files: Episode 2 – The Dyatlov Pass Incident , 28 November 2014.
  • Video game horor Polandia tahun 2015 berjudul: Kholat, terinspirasi oleh insiden Dead Mountain ini, di mana pemain pergi ke Dyatlov Pass untuk melacak langkah-langkah ekspedisi yang hilang itu, dan mulai mengungkap “penyebab sebenarnya” dari kematian para hiker ski itu.
  • Pada bulan Oktober 2015, band metal Rusia: Kauan, merilis album ketujuh mereka yang berjudul “Sorni Nai” yang dinyanyikan dalam bahasa Finlandia secara puitis (judul referensi dewi emas wilayah Mansi Ural Mountains). Ini adalah album konsep yang berfokus pada kejadian tersebut.
  • Serial TV Agent Carter tahun 2015 di Amerika Serikat, sebuah versi fiktif dari insiden tersebut yang merupakan titik utama di musim pertamanya.
  • Insiden tersebut menjadi fokus sebuah episode dari serial podcast berjudul “Lore” pada bulan Juli 2016.
  • Acara tersebut menjadi subyek sebuah episode dari “The Last Podcast on The Left”, di mana host berteori dan melakukan ekstrapolasi terhadap berbagai teori dan konspirasi seputar kejadian tersebut.

Namun hingga kini, tragedi Dyatlov Pass incident yang melegenda sehingga dibuat, diungkapkan , diklaim atau sejenisnya dari semua buku, novel, film, dan sejenisnya diatas atau untuk dikemudian hari, masih belum dapat diungkap dengan pasti. Semua hanya opini dari pengarangnya.

Apalagi hasil investigasi pada masa lalu itu, pada masa kini sudah ada yang hilang dan tak komplit lagi. Jadi, apa yang terjadi dan menimpa anggota pejalan kaki menggunakan ski (ski hiking) yang berjumlah sembilan orang dalam tragedi Dyatlov Pass ini, masih merupakan misteri.

Pustaka:



VIDEO:

The Mystery of the Dyatlov Pass Incident

Unsolved Mysteries – The Dyatlov Pass Case

New Mystery of Dyatlov Pass: Body found at site of unexplained tragedy of 1959

Stuff They Don’t Want You To Know – Dyatlov Pass

Russian Yeti – The Killer Lives (1h 25mnts)

The Dyatlov Pass Incident (2013) Full Movies (1h 21 mnts)


Artikel Lainnya:

[True Story] Andrea Gail, Kapal Nelayan Yang Karam di Film “The Perfect Storm”

Misteri Kapal “SS Ourang Medan” : Semua Kru Tewas Kaku, Mata Melotot, Dengan Muka Ketakutan!

Bocah Rusia Ini Temukan Jejak Kaki Makhluk Raksasa ‘Yeti’ Yang Masih Misterius

[FOTO & VIDEO] Makhluk “Yeti” Ini Terekam Kamera di Russia

Heboh: Wow! Misteri Kilatan Cahaya Oranye Besar Dilangit Russia Membuat Warga dan Saintis Terpaku!

Pilot Russia dengar Bahasa Alien, lapor ke petugas Air Traffic Control

[VIDEO] PM Rusia Dmitry Medvedev: “Alien Sudah Ada Diantara Kita!”

Parlemen Russia: Meteor Russia Adalah Senjata Baru AS

Wow!! Kawah Patomski, Struktur Batuan Misterius di Tengah Hutan Rusia

[VIDEO] Wow! Meteor Jatuh Di Siberia, Ubah Malam Seperti Siang

[VIDEO] Misterius, Sekelompok Burung Membentuk Mirip Wajah Vladimir Putin!

Ditemukan: Ratusan Geoglyphs Misterius di Kazakhstan


Ratusan Artikel Misteri Lainnya Berdasakan Kategori:

Misteri Alien & E.T.
Misteri Dunia
Misteri Indonesia
Misteri Jagad Raya
Misteri Planet
Misteri UFO Dunia
Misteri UFO Indonesia


Tragedi Dyatlov Pass 1959: Lihat Bola Api, 9 Hikers Tewas Misterius

((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))

Pos ini dipublikasikan di Misteri Dunia dan tag , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Tragedi Dyatlov Pass 1959: Lihat Bola Api, 9 Hikers Tewas Misterius

  1. bzzz berkata:

    mengerikan ini. terus berkarya min

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.