[Project Idealist]: Pesawat Pengintai Amerika Serikat Ini Sering Terbang Di Atas Langit Indonesia Tanpa Pernah Terdeteksi
Badan Intelijen AS CIA melakukan pengintaian dengan pesawat pengintai yang terbang sangat tingi melalui proyek rahasia bernama “Project Idealist” dan juga “Project Aquatone” kepada negara-negara yang mengancam sekutu-sekutunya.
Kejadian adanya pesawat pengintai (spy-plane) milik Amerika Serikat yang digunakan CIA untuk memata-matai Indonesia ini memang benar-benar terjadi. Sebagai pesawat pengintai, pastinya ia harus terbang dengan sangat tinggi diatas langit Indonesia agar tak bisa terdeteksi.
Peristiwa ini terjadi pada masa lalu dan dilakukan CIA secara berulang-ulang sebanyak puluhan kali, dan selalu berhasil melintasi langit Indonesia tanpa diketahui, padahal di kala itu skuardon udara Indonesia termasuk disegani di dunia.
Kejadian ini berlangsung pada awal tahun 1958 hingga sekitar tahun 1965, berawal ketika Belanda berusaha memperebutkan Irian Barat (Papua). Pesawat pengintai ini adalah pesawat pengintai legendaris di masanya, besutan pabrik pesawat AS, Lockheed Skunk Works.
Ia adalah pesawat pengintai U-2 yang memiliki julukan sebagai “the Dragon Lady” atau Naga Wanita yang legendaris. Lockheed U-2 ini sempat mengintai di atas langit Indonesia sebagai bahan analisa data untuk menekan Belanda dalam perundingan New York, karena mereka berusaha merebut unttuk mengkolonisasi Irian Barat.
Code name: Project Idealist
Berdasarkan dokumen-dokumen CIA yang dirilis ke publik lewat Freedom of Information Act (FOIA), pada kenyataannya, sang naga wanita berwarna hitam itu rupanya bisa dibilang sangat sering terbang di atas Indonesia!
Dalam laporannya kepada Direktur CIA tertanggal 25 Juli 1962, Deputi Direktur Riset CIA melaporkan bahwa U-2 dalam proyek khusus berkode “IDEALIST” sudah menjalankan 29 kali sorti di atas Indonesia, walau beberapa laporan lain menyebutkan hingga 30 sorti, dan ada yang 31 sorti.
Isi dokumen rahasia juga memperlihatkan bahwa proyek ini membentuk beberapa Datasemen.
Detachment H (Detasemen H)
- Personil dan pesawat yang ditugaskan (assigned personnel and aircraft)
Project Idealist Detasemen H melibatkan militer AS sebanyak 85 orang yang terdiri dari 15 orang dari militer, 25 orang agen, 42 orang kontraktor dari Lockheed, termasuk operator dan teknisi kamera, yang semua tim militer ini berjumlah 82 orang.
Dari 82 orang itu mereka terdiri dari 2 orang perwira, 2 orang operasional, 56 krew penyedia materi, 6 orang keamanan dan 11 orang tim untuk pendukung lainnya. Tak hanya menggunakan dua pesawat Lockheed U-2, namun pesawat yang ditugaskan juga menggunakan sebuah pesawat Lockheed T-33 (CAF) Shooting Star.
- Rencana Misi (mission plan)
Pada dokumen proyek rahasia ini tertera rencana dari misi ini, namun tidak begitu spesifik.
Penyelesaian Proposal Misi Yang Telah Disetujui:
1. Setelah menerima misi [tulisan dicoret/sensor] yang disusun oleh staf idealis dan pesan yang diperlukan telah disiapkan dan dikirim ke perancang Datasemen G.
2. Pengkajian (brifing) cuaca setiap hari.
3. Eksekusi:
• Alerting Msg …………………………. T/O Minus 24 Hrs
• Mission Plan Msg …………………… T/O Minus 12 Hrs
• GO-NO-GO (Approval) Msg ……… T/O Minus 2 Hrs
4. Pengendalian misi yang sedang berlangsung oleh atase yang bertanggung jawab.
5. Pemantauan dilakukan oleh Proyek HQS di ruang kontrol.
Detachment G (Detasemen G)
- Personil dan pesawat yang ditugaskan (Assigned Personnel and Aircraft)
Personil yang terlibat dan diberi wewenang di Detasemen G ini totalnya sebanyak 170 orang dari personal militer AS yang terdiri dari 16 staff, 40 orang staff pada pos lainnya. Memiliki agen yang terdiri dari 25 staff, 7 kontraktor, 8 pilot dan 18 penjaga keamanan. Kontraktor terdiri dari 32 staff Lockheed, 18 kamera, dan krew lainnya sebanyak 6 orang. Jumlah total mereka: 170 orang.
Dari 170 ornag mereka tersebut, terdiri dari 5 perwira, 22 krew operasional, 87 krew material, 25 krew keamanan dan 31 krew pendukung lainnya. Pada misi ini menggunakan empat pesawat U-2, tiga pesawat T-33 dan dua pesawat U-3, semua berjumlah 9 pesawat.
- Personil / Pesawat yang diberi wewenang Detasemen ‘G’ (Personnel / Aircraft Authorized Det ‘G’)
Personil yang terlibat dan diberi wewenang totalnya sebanyak 181 orang dari personal militer AS yang terdiri dari 14 staff dan 14 krew udara. Memiliki agen yang terdiri dari 31 staff, 10 kontraktor, 8 pilot dan 18 penjaga keamanan. Kontraktor terdiri dari 32 staff Lockheed, 18 kamera, dan krew lainnya sebanyak 6 orang. Jumlah total mereka: 181 orang.
Dari 181 orang tersebut, mereka terdiri dari 5 perwira, 22 krew operasional, 88 krew material, 28 krew keamanan dan 38 krew pendukung lainnya. Pada misi kali ini menggunakan tiga pesawat U-2, tiga pesawat T-33 dan dua pesawat U-3, semua berjumlah 8 pesawat.
Operasi ini digelar antara 29 Maret sampai 7 Juni 1958, atau hanya tiga tahun sesudah penerbangan perdana dan satu tahun setelah U-2 dinyatakan masuk ke dalam jajaran aktif US Air Force dan CIA.
U-2 terbang di atas wilayah Indonesia, mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Objek yang difoto meliputi instalasi militer, pelabuhan, rel kereta api, depot logistik, jalan raya dan pangkalan udara.
Harus terbang sangat tinggi di atas langit Indonesia
Para pilot U-2 yang menjalankan misi di atas Indonesia melaporkan bahwa tantangan operasi di wilayah Indonesia sangat besar. Tantangan datang bukan dari sistem pertahanan AURI saat itu, tetapi justru dari cuaca.
Kondisi kelembaban tinggi menyebabkan penerbangan U-2 dapat menimbulkan jejak uap air atau contrails (condesation trails) pada ketinggian di bawah 60.000 kaki. Akibatnya, U-2 harus terbang lebih tinggi.
Terbentuknya Condesation Trails atau Contrails yang berupa awan panjang hasil dari penguapan akibat udara lambab, sudah pasti akan terbentuk dan meninggalkan jejak seperti asap panjang yang bisa terlihat dengan mudah dari bawah.
Hal ini menyebabkan pilot harus membawa U-2 lebih tinggi lagi untuk mencegah terbentuknya contrails dan tetap berusaha jangan sampai kepergok dari bawah.
Selain itu, kondisi cuaca Indonesia yang seringkali berawan menyebabkan hasil foto tidak optimal. Akibatnya, 50% foto yang berhasil diambil terhalang oleh awan.
Berdasarkan pengalaman, bulan Agustus dan September dianggap sebagai bulan yang terbaik untuk menjalankan sorti penerbangan karena kumpulan awan relatif rendah sehingga sasaran mudah sekali terlihat dari atas.
Oleh karena itu, untuk dapat mengambil foto dengan baik, penerbangan rahasia ini tak terjadi hanya beberapa kali saja. Aktivitas U-2 meningkat pada tahun 1963 ketika Indonesia mulai mengoperasikan pesawat-pesawat dan sistem senjata lain hasil pembelian dari Uni Soviet.
Amerika anggap Indonesia adalah ancaman bagi Australia dan pangkalannya di Filipina
Saat itu masih dalam keadaan “Perang Dingin” antara AS dan USSR, maka Amerika Serikat memandang bahwa pembangunan militer di Indonesia dan kedatangan penasihat militer dari Soviet dianggap mengancam keberadaan Australia dan pangkalan AS di Filipina.
Oleh karena itu, CIA diminta menerbangkan kembali U-2 di atas Indonesia karena hasil pengintaian satelit mata-mata KH-11 Keyhole tidak optimal dan dianggap kurang memadai.
Pengintaian atas Indonesia dilakukan U-2 yang diterbangkan secara feri dari Edwards Air Force Base di AS, beserta dukungan dari pesawat tanker KC-135. Perlengkapan dan awaknya diterbangkan langsung ke pangkalan udara yang dirahasiakan untuk mempersiapkan kedatangan U-2.da
CIA tidak pernah membuka lokasi pangkalan udara ini, tetapi diduga ada di Filipina karena memudahkan CIA untuk melakukan penerbangan ke Indonesia dan Vietnam sekaligus, yang saat itu situasinya juga tengah menghangat.
Ratusan foto berhasil mengabadikan beberapa pangkalan militer dan bandara
Akhirnya, hasil pemotretan U-2 dan satelit KH-11 Keyhole atas seluruh instalasi militer Indonesia boleh dikatakan lengkap. Pangkalan-pangkalan militer dan bandara-bandara militer juga terabadikan.
Pangkalan Udara Polonia di Medan yang digunakan sebagai staging base untuk operasi konfrontasi Dwikora berhasil diabadikan. Pangkalan Udara Kalijati di Subang, Bogor, Halim, dan Kemayoran di Jakarta yang diisi pesawat jenis high-subsonic fighter aircraft Mikoyan-Gurevich MiG-17 (julukan NATO: Fresco) dan juga berisi pesawat jenis supersonic jet fighter and interceptor aircraft Mikoyan-Gurevich MiG-21 (julukan NATO: Fishbed), fotonya berhasil diabadikan dengan jelas oleh kamera yang dibawa U-2.
Sementara itu, Pangkalan Udara Iswahyudi di Madiun Jawa Timur yang merupakan sarang pesawat strategic heavy bomber Tupolev Tu-16 (julukan NATO: Badger), juga berhasil diabadikan.
Pangkalan Udara Juanda di Surabaya serta Waru di Sidoarjo Jawa Timur yang digunakan sebagai pangkalan pesawat jet pembom atau jet bomber Ilyushin Il-28 (julukan NATO, sama: Badger) juga tak luput dari pengintaian U-2.
Tidak hanya itu, U-2 juga memotret seluruh situs rudal jenis strategic Surface-to-air missile atau SAM system C75 atau SA-2 Guideline (julukan NATO: S-75 Dvina) yang mempertahankan wilayah ibukota Jakarta, juga berhasil diabadikan.
Bahkan foto-foto kompleks tempat pelatihan awak rudal SA-2 jenis strategic Surface-to-air missile atau SAM system C75/SA-2 Guideline di pangkalan AURI Bandung pun, juga tak luput dari jepretan foto dan berhasil dikoleksi lengkap.
Hasil pemotretannya sangat detil. Boleh dikatakan bahwa Indonesia seperti ditelanjangi walau sudah dilengkapi dan dipersenjatai dengan alutsista Blok Timur terbaik saat itu. Perlu diketahui bahwa kala itu Indonesia adalah negara dengan persenjataan terkuat nomor satu di seluruh kawasan Bumi bagian selatan di planet ini.
Tidak hanya mengidentifikasi jumlah peluncur, bahkan titik penempatan radar dan kendaraan pendukungnya pun bisa diidentifikasikan. AS memang sangat menaruh perhatian pada rudal permukaandarat ke udara C75/SA-2 Guideline yang pada saat itu karena hanya digunakan oleh dua negara diluar Uni Soviet, yaitu Mesir dan Indonesia.
Uniiknya pesawat Lockheed U-2 yang dijuluki “the Dragon Lady”
Mengapa Lockheed U-2 bisa masuk ke langit Indonesia, perlu juga untuk diketahui dan dilihat lebih dekat. Lockheed U-2 “Dragon Lady” pada awalnya dikembangkan oleh Lockheed atas permintaan badan intelijen CIA (Central Intelligence Agency) untuk melakukan pengintaian dan pemotretan di atas wilayah Uni Soviet.
Desain badan pesawat (fuselage) ramping namun memiliki bentang sayapnya yang sangat panjang agar mampu melayang pada ketinggian ekstrim, nyaris 20 kilometer di atas permukaan Bumi. Akibatnya, banyak rudal dan missil di kala itu tak mampu mencapainya, termasuk rudal SAM C75/SA-2 Guideline!
Pada saat didesain, pesawat pencegat terbaik Uni Soviet seperti MiG-17 hanya bisa terbang setinggi 14 kilometer. Divisi khusus Lockheed kala itu yang bernama Skunk Works yang dibawah pimpinan Clarence “Kelly” Johnson mengerjakan proyek ini dengan membuat purwarupa (proto-type) yaitu CL-282.
Desain tubuhnya diambil dari pesawat jenis supersonic interceptor aircraft bermesin jet tunggal Lockheed F-104 Starfighter yang telah dimodifikasi. Ditenagai dengan mesin GE J73, U-2 memiliki bentang sayap yang mencapai 31 meter yang membuatnya mampu melayang seperti glider dengan efisiensi tinggi pada ketinggian optimal.
Desain ini membuatnya mampu terbang jauh hingga sejauh 10.000 kilomater tanpa mengisi bahan bakar!
Namun U-2 harus diterbangkan dengan hati-hati dengan terus mengamati indikator karena rentang kecepatan optimal, dan stall speed U-2 hanya 10 knot. Akibatnya, pilot harus konstan menjaga batas atas kecepatannya.
Pesawat ini juga sangat sukar dikendalikan pada saat mendarat. Bentang sayapnya yang lebar memberikan gaya angkat yang membuatnya susah menyentuh landasan.
Oleh karenanya dibutuhkan seorang “pilot landasan” atau second pilot, walau ia tak menyetir pesawat namun dengan menggunakan mobil sport berkecepatan tinggi sebagai support vehicle yang bertugas mengawasi pesawat dari posisi belakang saat pesawat landing.
Hal ini sangat unik dan merupakan satu-satunya pesawat yang pada saat mendarat dipandu oleh pilot lainnya (second pilot) dan beberapa krew yang berada dilandasan pacu.
Selain itu, roda belakang U-2 jaraknya sangat dekat, sedangkan U-2 sangat ramping, maka membuatnya kadang oleng hingga salah satu ujung sayapnya menyentuh landasan ketika kecepatannya semakin rendah di landasan pacu.
Maka pesawat ini memiliki “roda plug-in sementara” yang dipasang secara manual di kanan-kiri sayap oleh sebuah tim darat bernama “wing men”. Kedua roda tambahan itu pasti dibutuhkan ketika akan lepas landas, sesudah mendarat atau sedang parkir. Jadi untuk menerbangkan pesawat ini minimal dibutuhkan sebuah tim yang terdiri dari kurang lebih sebanyak 10 orang.
Sementara itu, kamera pada U-2 disediakan oleh James Baker yang membuat Oblique camera. Kamera itu didesain khusus sehingga U-2 dapat menangkap objek dari arah samping tanpa perlu melintas langsung di atas objek yang hendak diintainya.
Kamera ini bisa menangkap objek yang hanya sepanjang satu meter saja dari jarak sejauh 18 kilometer! Ini bisa diibaratkan melihat sebuah gagang sapu yang diletakkan di pantai Ancol dengan jelas dari daerah Bintaro.
Jadi bisa dibayangkan, seberapa hebatnya sistem yang terpasang pada Lockheed U-2 berjuluk “Naga Wanita” yang legendaris pada masa itu dan dipakai oleh US Air Force, CIA dan NASA dari dulu bahkan hingga kini, walau sudah ada penggantinya.
Pada tahun 1955 saja pesawat pengintai ini sudah dibandrol seharga US$950,000 per unit. Pada masa sekarang di tahun 2016 silam, pesawat U-2 dibandrol US$ 21.1 juta dollar AS per unit.
U-2 yang mengudara pertama kali pada 1 August 1955 ini, masih digunakan oleh banyak negara dii dunia hingga kini. Oleh negara diluar AS, seperti Jerman, Jepang dan Turki, Lockheed U-2 masih dipakai dengan status primary. Bahkan China sempat membelinya, namun kini sudah tidak dipakai lagi.
Penamaan “Idealist” dalam proyek rahasia
Project Idealist adalah suatu misi atau proyek yang dilakukan pihak intelijen AS pada masa ‘perang dingin’ dengan Uni Soviet. Tak hanya Indonesia, dokumen yang telah dirilis CIA menyebutkan bahwa proyek rahasia ini juga dilakukan diatas negara Kuba.
Selain Project Idealist, AS melalui CIA juga melakukan proyek rahasia lainnya, yang dinamai sebagai “Project Aquatone”. Sama seperti Project Idealist, namun “Project Aquatone” dilakukan untn memata-matai Uni Soviet melalui langitnya.
Misi kedua proyek tersebut adalah sama, mengumpulkan data mengenai kekuatan militer negara yang diintai, seperti pangkalan-pangkalan udara, banyaknya pesawat tempur dan pengebom, gedung-gedung yang memfasilitasi militer dan segala sesuatu tentang keberadaan dan lokasi gedung-gedung vital sebagai pendukung kekuatan militer negara yang dimata-matai.
Semua fasilitas, lokasi dan keberadaan tempat itu kemudian difoto, kemudian dijadikan arsip untuk dipelajari jika suatu saat nanti dilakukan sabotase bahkan penyerangan.
Penerbangan proyek mata-mata dari “Project Idealist” terhadap Indonesia ini menggunakan pesawat pengintai U-2 yang terbang di atas wilayah Indonesia, mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Objek yang difoto meliputi instalasi militer, pelabuhan, rel kereta api, depot logistik, jalan raya dan pangkalan udara.
Sedangkan”Project Aquatone” dilakukan penerbangan mata-mata dimulai dari barat Uni Soviet di daerah Laut Putih (White Sea), Siberia tengah, bagian timur hingga ke Kamchatka, Tyra Tam hingga kembali lagi ke Laut Putih.
Tak diketahui, mengapa proyek rahasia besutan CIA ini memakai nama “Idealist” yang berarti menekankan pada individu yang idealisme (idealism). Sedangkan Idealisme adalah istilah dengan beberapa makna yang terkait.
Dalam penggunaan biasa, seperti ketika berbicara tentang idealisme politik, umumnya menunjukkan prioritas cita-cita, prinsip, nilai, dan tujuan mengenai kenyataan konkret.
Kaum idealis dipahami untuk mewakili dunia sebagaimana mestinya atau seharusnya, tidak seperti para pragmatis, yang fokus pada dunia seperti sekarang ini.
Dalam seni juga sama, idealisme menegaskan imajinasi dan usaha untuk mewujudkan konsepsi mental tentang keindahan, standar kesempurnaan yang disandingkan dengan naturalisme estetika dan realisme.
Dalam filsafat, idealisme adalah kelompok filsafat yang menegaskan bahwa realitas atau kenyataan sebagaimana manusia dapat mengetahuinya, pada dasarnya bersifat mental, dibangun secara mental, atau jika tidak, maka semuanya menjadi tidak lagi berarti.
Secara epistemologis, idealisme bermanifestasi sebagai skeptisisme tentang kemungkinan mengetahui hal yang independen dari pikiran. Namun apa tepatnya proyek ini memeakai code “Idealist”, orang awam tidak ada yang mengetahui dengan pasti dan masih misterius
Namun ada yang lebih misterius dan juga masih misteri hingga saat ini, dan itu adalah sebuah pertanyaan besar namun sangat mendasar. Dengan kemampuan militer Indonesia khususnya radar di masa kini, apakah pesawat-pesawat pengintai itu dan juga pesawat pengintai AS pada masa kini, masih suka berseliweran terbang mengintai diatas langit Indonesia??? (IndoCropCircles.com)
Pustaka:
- wikipedia, Lockheed_U-2 in Asia
- PDF, IndoCropCircles archives, CIA Project Idelisat 1963 (Status CIA FOIA) 25mb,
- PDF, IndoCropCircles archives, CIA Project Idelisat 1963 (Aircraft modification) 144kb,
VIDEO:
US Spy Plane Lockheed U-2 – Need to be Pursued by Car During Landing:
U2 Spy Plane – Cockpit View At 70,000 Feet:
Artikel Lainnya:
TOP SECRET: Terkuak, “Operasi Alpha” Sangat Rahasia Era Rezim Orde Baru
[Project Seal] Tsunami Aceh Sumatra 2004: Bom Nuklir Bawah Laut
[CLASSIFIED] Proyek Mind Control CIA “Project MK-Ultra”
“Project Blue Beam” Cina: Mirage, Kota Metropolis “Hologram” Muncul Diatas Sungai
[OVER TOP SECRET] “Project Blue Beam”, Skenario Turunnya Jesus / Isa a.s. Palsu Menuju Dunia Baru
[CLASSIFIED] Misteri “Dulce Alien Base”, Pangkalan Sangat Rahasia Alien Di Bumi
25 Proyek Super Rahasia & Organisasi Buatan AS Untuk Mencari Alien
Anak Indigo vs Reptilian dan Project Camelot
CIA Rilis 10 Poin Untuk Investigasi Fenomena UFO
Pesawat Intai Misterius Tanpa Awak Ditemukan Di Perairan Batam
Eropa Heboh! Tahun 1935: Pesawat ‘Made In’ Bandung Mendarat Di Belanda!
Ketika Indonesia Bikin Bom Atom, Amerika Kelabakan!
Ketika Amerika Serikat Tunduk Kepada Indonesia
Insiden Bawean 2003: Ketika F-16 TNI AU Cegat Pesawat AS Diatas Pulau Bawean
Misteri Kematian Ribuan Hewan, Ulah CIA?
Edward Snowden : NSA, Project PRISM dan Illuminati Awasi Internet
AS Rilis Arsip Rahasia Pembunuhan JF. Kennedy Yang Juga Ungkap CIA Ingin Bunuh Soekarno
Agenda Bilderberg 2017-2018: Cabal Akan Peras Emas Indonesia Atau Lebih Banyak Teroris Dan Kekacauan
Perang Asimetris Untuk Hancurkan Nasionalisme dan Ideologi
Agenda Rahasia AS: Perang Non Militer Milenium Ketiga
Awas Mind Control! Senjata Masa Depan Pengendali Pikiran, Teknologi Pengontrol Saraf Otak
[Project Nexss] Penasaran Alien, NASA Bentuk Tim Pemburu ExtraTerrestrial Baru Bernama “NExSS”
WikiLeaks: CIA Bisa Ubah TV Jadi Alat Dengar Hingga Kendalikan Mobil Dari Jauh
Tahukah Anda? Hardisk Komputer Anda Sudah Ditanam Spyware Oleh NSA
Wow! NSA Dapat Sadap Seluruh Ponsel Dunia
Waduh! Jutaan Data Pelanggan Telkomsel & Indosat Disadap NSA
Gila, e-KTP Sudah Tak Aman! Seluruh Data Penduduk Indonesia “Diberikan” ke Pihak Asing
Resolusi UNESCO: Bukan Milik Yahudi, “Tembok Ratapan” Bagian Komplek Masjid Al-Aqsa
Misteri “Clairvoyance”, Kemampuan Melihat Sesuatu yang Jauh
Perangi Taliban Cuma Kedok: AS Kuasai Lithium & Opium Terbesar Sejagat
Inilah Puluhan “Operasi Bendera Palsu” (False Flag Operation) Yang Diakui Pemerintah Dunia
10 Tanda Elite Dunia Kehilangan Kontrol
Depopulasi Dunia: Pesawat Semprot Zat Kimia Berupa “Chemtrails” di Angkasa
Konspirasi: “Mystery of The National Treasures of Indonesian Kingdoms”
Novel Heboh: “The Jacatra Secret” Misteri Satanic Symbols di Jakarta
Dahulu, wilayah bangsa Indonesia pernah menguasai lebih 2/3 Muka Bumi?
Operasi Woyla 1981: Pembebasan Sandera Pembajakan Pesawat Garuda di Thailand
[Project IDEALIST] Tak Terdeteksi: Pesawat Intai AS Ini Sering Terbang Diatas Indonesia
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))